POJOKSURANADU.COM, Bangkalan – Kesenjangan antara Ketua Paguyuban Pedangan Kaki Lima (PKL) di Stadion Gelora Bangkalan dengan para pelaku usaha PKL yang tidak setuju dengan kepengurusan paguyuban akhirnya menemukan jalan tengah.
Kesepakatan antara pengurus paguyuban dan para pelaku usaha PKL diperoleh ketika musyawarah bersama yang dihadiri pendiri paguyuban Jimhur Saros, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kodim 0829 serta tokoh masyarakat.
Jimhur Saros akhirnya menjadi penengah dengan mengambil alih ketua paguyuban dan bersepakat membuat kepengurusan baru.
Jimhur Saros mengatakan bahwa secara keseluruhan belum mengetahui penyebab perseteruan. Akan tetapi dirinya menyakini ada dua kubu yang berebut kekuasaan.
“Tapi saya yakin mereka semua punya niat baik untuk memajukan PKL. Dalam keadaan kritis seperti ini apabila dibiarkan maka pasti akan terjadi keributan,” katanya.
Pendiri paguyuban tersebut mengaku mengambil alih kepengurusan agar perselisihan tidak berlarut-larut. Ini berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak yang berselisih.
“Kita akan menampung aspirasi mereka. Saya tidak ahli dalam organisasi, karena saya bukan anggota DPR. Tetapi saya yakin akan segera pulih jika melakukan pemdekatan dari hati kehati,” imbuh Jimhur.
Sementara itu, Kepala DLH Bangkalan Anang Yulianto dalam kesempatannya tetap mewanti-wanti agar para pelaku usaha PKL tetap memperhatikan kebersihan dan menghimbau satu pelaku usaha satu tempat sampah.
“Mulai dulu sebenarnya kami imbau pada mereka, dan kami pun tidak tinggal diam juga mempersiapkan sarananya berupa tong sampah,” jelas Anang.
Sedangkan retribusi kebersihan, ujar Anang, tetap mengacu pada peraturan daerah bahwa setiap pelaku usaha diwajibkan membayar retribusi.
“Namun di sini kan ada paguyubannya, jadi mereka yang mengelola. Kalau gak salah yang tergabung di paguyuban 83 anggota retribusinya Rp 2 ribu. Mereka yang menunjuk pekerjanya dan dibayar dari retribusinya tersebut,” tandasnya. (Fahri)