POJOKSURAMADU.COM,SAMPANG – Bantuan bibit padi dari Dinas Pertanian untuk petani di Desa Majangan, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur tidak merata.
Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) diduga tidak transparan dalam penyaluran bantuan bibit sebanyak dua ton atau 2.000 kilogram tersebut.
Kepala Desa Majangan Suwano mengatakan, PPL menyalurkan bantuan bibit tanpa sepengetahuan kepala desa sehingga dirinya banyak mendapat teguran dari warga.
“Ada beberapa petani datang ke saya menanyakan bantuan bibit padi,” ujarnya, Rabu (14/10/2020).
Terpisah, Ketua Kelompok Tani Sinar Pelangi H. H.Masduqi mengaku hanya mendapat bantuan 10 karung bibit padi dengan rincian satu karung berisi lima kemasan plastik seberat 10 kilogram.
Sedangkan untuk kelompok tani Rukun Tani II mendapatkan lima karung itupun dijadikan satu sama kelompok tani Sinar Pelangi.
Sehingga kelompok tani Sinar Pelangi mendapatkan 15 karung. Lima larung untuk kelompok Rukun Tani II dan 10 karung untuk kelompok tani Sinar Pelangi .
Padahal pengakuan PPL setiap kelompok tani mendapatkan 10 karung atau 50 sak kemasan plastik 500 kilogram. Satu karung berisi lima kemasan plastik dan satu kemasan plastik berisi 10 kilogram.
“Faktanya, kami hanya menerima 15 karung. Terus yang lima karung larinya kemana,” terang H Masduqi
Sementara itu, Petugas PPL Anwar Khamali mengatakan dari empat kelompok tani masing-masing mendapatkan 50 sak plastik kemasan berisi 10 kilogram. Dengan demikian, dalam 50 sak plastik kemasan 500 kilogram.
Fakta di lapangan tidak sesuai dengan apa yang diucapkan Kelompok tani Harapan Makmur dapat 55 sak kemasan plastik 550 kg. Kelompok Rukun Tani I dapat 25 sak kemasan plastik 250 kg.Kelompok Rukun Tani II dapat 25 kemasan plastik 250 kg. Kelompok tani Sinar Pelangi 50 sak kemasan plastik 500 kg.
Selain itu, bantuan bibit juga diturunkan di rumah Slaman 30 sak kemasan plastik (300 kg).Jadi total keseluruhan 1.850 kg dan masih sisa 150 kg.
Disinggung terkait kekurangan bibit padi 150 kg, Anwar Khamali mengatakan, dari kekurangan tersebut yang lima sak kemasan plastik atau 50 kg dibuat upah kuli yang menurunkan. Menurutnya,tidak mungkin meminta ke kelompok tani.
“Kalau yang 10 sak kemasan plastik atau 100 kg ada di rumah,dan itupun buat persiapan kalau ada petani yang terlewati dari kelompok tani lainnya,” jelasnya. (Zahruddin)