POJOKSURAMADU.COM – Sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan menjadi korban pemerasan saat menjalani isolasi mandiri di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Pademangan (RSDC Wisma Atlet).
Tak hanya diperas, para TKI juga sempat mendapat perlakukan tidak menyenangkan berupa ancaman dan pemukulan hingga harus memberikan sejumlah uang.
Salah satu TKI asal Pamekasan Madura, Budi, mengaku jika dirinya didatangi dua pria yang mengenakan kaos motif TNI dan meminta sejumlah uang. Budi yang menjalani karantina di Wisma Atlet Tower 8, Jalan Pademangan 1 No.3, Pademangan Timur, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, menyerahkan sejumlah uang senilai 3 juta rupiah, dan 450 Ringgit (mata uang Malaysia).
Kejadian yang menimpa Budi, pada pukul 01.00 Dini Hari, (07/11/2021), membuatnya sok. Ia mengaku sudah melapor ke petugas wisma atlet setempat, namun tak pernah digubris.
“Saya juga dipukul dan diancam, awalnya dimintai Rp 600 ribu namun kemudian ternyata semua uang itu diambil,” terang Budi.
Budi melanjutkan, saat hendak ingin pulang ke Pamekasan, Madura dia dibantu oleh salah satu tetangganya yang juga menjalani karantina di Wisma Atlet Pademangan.
Dilansir dari ANTARA, kasus pemerasan di Wisma Atlet kepada para TKI sudah lama terjadi. Ketua Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto agar Rumah Sakit Wisma Atlet tak disalahgunakan oknum terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang baru pulang dari luar negeri.
Koordinasi tersebut menyusul adanya laporan pada BP2MI adanya kejadian tidak mengenakan yang dialami pekerja migran, yang baru pulang dari luar negeri dan harus menjalani isolasi di wisma atlet.
“Saya akan segera berkoordinasi dengan panglima TNI, agar Wisma Atlet benar-benar menjadi tempat penampungan untuk karantina, dan tidak digunakan untuk hal lain yang disalahgunakan oleh oknum tertentu untuk melakukan pemalakan pada pekerja migran Indonesia,” kata Benny. (Hasibuddin)