POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – Direktur Utama PT Garam Achmad Ardianto mengajak masyarakat untuk bisa beralih menggunakan produk garam milik PT Garam (Persero), yang merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sebagai salah satu perusahaan milik negara, PT Garam berusaha menyerap garam lokal. Kemudian diolah untuk menjadi beberapa produk. Garam di Indonesia diproduksi oleh petani garam (garam rakyat) dan PT. Garam (Persero), diantaranya, Garam Karungan, jenis garam kasar yang digunakan sebagai bahan baku industri, maupun bahan baku dari produk LoSoSa(Low Sodium Salt) dan garam segitiga “G”.
Selanjutnya, Garam LoSoSa, jenis garam konsumsi ini dikembangkan sebagai solusi atas maraknya trend masyarakat yang bermanfaat untuk memelihara kestabilan tekanan darah, menghambat pengeroposan tulang, dan manfaat lainnya.
Produk lainnya itu, Garam Setiga G Halus. Jenis garam produksi ini diproses dengan menggunakan teknologi pengolahan yang menjamin higenitas produk dan kandungan yodium ynag cukup. Lalu produk garam jenis, Bittern, sebagai bahan baku minuman isotonik.
“Produk-produk diatas sudah lama kita produksi, namun belum memiliki pangsa pasar lantaran masyarakat masih cenderung ke produk garam milik swasta,” tegasnya.
Pria yang akrab disapa Didik ini melanjutkan, untuk tahun 2021 ini, pihaknya sudah meluncurkan produk baru yang bertepatan pada Hari Ulang Tahun PT Garam beberapa waktu lalu. Hal itu sebagai bukti bahwa PT Garam (Persero) terus melakukan pembenahan dan inovasi-inovasi sebagai bentuk pengabdiannya kepada masyarakat Indonesia.
Tiga produk PT garam itu diantaranya, Therapina Artisanal Salt Spa, Therapina Salt Mounthwash, Magisa Pencuci Buah dan Kumur.
“Produk-produk tersebut sudah ada di Jakarta, Pontianak dan Malang, saat ini kita tengah fokus membenahi sektor pemasaran,” tegasnya.
Anggota DPRD dari Fraksi PKB Pamekasan, Samsuri mendukung penuh langkah PT Garam. Menurutnya, Inovasi PT Garam tahun ini sebagai langkah apik untuk terus menggaungkan tagline PT Garam yang ingin tumbuh bersama rakyat.
“Layak diapresiasi, dan masyarakat sudah saatnya beralih ke garam milik negara,” ajaknya. (Hasibuddin)