kerja Sama

Kirim Tulisan

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

Wisata

Pendidikan

Bisnis

Keislaman

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

Hari Raya Idul Adha: Sejarah Keteladanan Nabi Ibrahim

Hari raya Idul Adha adalah salah satu momen paling sakral dan agung dalam kalender umat Islam. Setiap tanggal 10 Dzulhijjah, seluruh umat Muslim di dunia memperingati hari besar ini dengan penuh khidmat. Tak hanya dikenal sebagai Idul Adha, hari raya ini juga disebut sebagai Hari Raya Haji, karena pada waktu yang sama jutaan umat Islam dari berbagai penjuru dunia tengah menunaikan ibadah haji dan melaksanakan wukuf di Padang Arafah.

Pada momentum yang mulia ini, para jamaah haji mengenakan pakaian ihram—berwarna putih dan tidak berjahit—yang menjadi simbol persamaan akidah, kesetaraan derajat, serta kebersamaan dalam tujuan hidup. Tidak ada perbedaan antara kaya dan miskin, antara pejabat dan rakyat jelata. Semuanya bersatu dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT sambil melafalkan kalimat talbiyah yang menggema di seluruh penjuru Tanah Suci.

Selain sebagai Hari Raya Haji, momen ini juga disebut Idul Qurban atau Idul Nahr. Sebutan ini merujuk pada perintah Allah SWT kepada umat Islam untuk menyembelih hewan qurban sebagai bentuk ketakwaan dan pengorbanan. Mereka yang belum memiliki kesempatan menunaikan ibadah haji tetap diberi peluang untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah qurban, yakni dengan menyembelih kambing, sapi, atau unta.

Idul Adha memiliki nilai historis yang mendalam. Kita akan teringat pada kisah inspiratif Nabi Ibrahim AS yang mendapat perintah dari Allah untuk menempatkan istrinya, Siti Hajar, beserta putra tercinta, Nabi Ismail AS, di sebuah lembah tandus dan sunyi, yang kelak dikenal sebagai Kota Makkah. Tanpa mempertanyakan maksud perintah tersebut, Nabi Ibrahim menjalankan tugas dengan penuh ikhlas dan tawakkal, begitupun Siti Hajar.

Ketika persediaan air habis dan Siti Hajar tidak mampu menyusui Ismail kecil, ia berlari-lari kecil antara Bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali dalam usahanya mencari air. Dari keikhlasan dan pengorbanan inilah Allah mengutus Malaikat Jibril untuk memunculkan mata air Zamzam, yang hingga kini tak pernah surut dan menjadi sumber kehidupan bagi banyak orang.

Baca juga : Apa Hukum Menikahi Kakak Beradik Dalam Islam

Keberadaan air Zamzam menjadikan lembah tersebut makmur. Para pedagang dan kafilah dari berbagai penjuru berdatangan untuk mendapatkan air, hingga akhirnya tempat tersebut tumbuh menjadi kota yang ramai dan diberkahi: Kota Makkah. Kota ini berkembang menjadi pusat peradaban, tempat berkumpulnya umat Islam dari seluruh dunia yang hendak menjalankan ibadah haji dan umrah.

Kemakmuran Kota Makkah tidak lepas dari doa Nabi Ibrahim yang diabadikan dalam Al-Qur’an, serta dari peran luar biasa seorang ibu, Siti Hajar, dalam mengelola kondisi sulit menjadi berkah luar biasa. Kini, Makkah menjadi kota modern dengan infrastruktur memadai, sistem keamanan yang baik, dan fasilitas lengkap bagi para jamaah.

Hari raya Idul Adha juga mengingatkan kita pada ujian besar yang dihadapi Nabi Ibrahim, yakni perintah Allah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail. Meskipun berat, Nabi Ibrahim tetap menjalankannya dengan penuh keikhlasan. Dan ketika hendak menyembelih Ismail, Allah menggantinya dengan seekor domba sebagai bukti bahwa ketaatan dan pengorbanan Nabi Ibrahim telah diterima.

Karena ketabahan dan kepatuhan luar biasa tersebut, Nabi Ibrahim digelari “Khalilullah” atau kekasih Allah. Bahkan para malaikat bertanya kepada Allah mengenai alasannya memilih Ibrahim sebagai kekasih-Nya, padahal secara lahiriah ia tampak disibukkan dengan urusan dunia. Namun Allah menegaskan bahwa pilihan-Nya didasari oleh ketulusan hati dan amal bakti Ibrahim yang tak tertandingi.

Dalam kitab-kitab sejarah, seperti “Misykatul Anwar,” disebutkan bahwa Nabi Ibrahim memiliki kekayaan luar biasa. Ia memiliki ribuan ternak, termasuk domba, lembu, dan unta. Namun kekayaan tersebut tak pernah melalaikannya dari mengabdi kepada Allah. Suatu ketika seseorang bertanya kepada Nabi Ibrahim, “Milik siapa semua ternak ini?” dan ia menjawab, “Semuanya milik Allah, yang kini dititipkan padaku. Jika Allah meminta, semuanya akan aku kembalikan, bahkan jika Allah meminta anakku sekalipun.”

Dari sini, kita belajar bahwa hakikat kepemilikan sejati hanyalah milik Allah SWT. Apa yang kita punya hanyalah titipan, dan sewaktu-waktu bisa saja diminta kembali. Keteladanan Nabi Ibrahim ini mengajarkan pentingnya ikhlas, taat, dan sabar dalam menjalani setiap ujian kehidupan.

Baca juga : Kisah Wafatnya Utsman Bin Affan Secara Singkat

Hari besar Idul Adha juga menjadi momentum untuk mempererat kepedulian sosial. Melalui penyembelihan hewan qurban, daging dibagikan kepada fakir miskin dan masyarakat sekitar agar semua bisa merasakan kebahagiaan. Inilah esensi dari Idul Adha: bukan hanya tentang ritual, tetapi juga wujud nyata solidaritas dan kebersamaan dalam umat.

Penting bagi kita untuk tidak hanya memaknai Hari Raya Idul Adha sebagai perayaan tahunan semata. Lebih dari itu, hari besar ini adalah pengingat bahwa pengorbanan, keikhlasan, dan kepatuhan kepada Allah adalah pondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim. Spirit qurban seharusnya meresap dalam setiap aspek kehidupan kita—baik dalam hal berkeluarga, bermasyarakat, hingga bekerja dan beribadah.

Bagi mereka yang tidak dapat hadir di Tanah Suci, semangat Idul Adha tetap bisa dirasakan dengan mengikuti salat Id berjamaah, menyaksikan penyembelihan qurban, dan mengambil hikmah dari kisah Nabi Ibrahim. Momen ini juga menjadi saat yang tepat untuk merenung, memperbaiki diri, dan memperkuat komitmen spiritual.

Akhir kata, semoga kita semua mampu meneladani Nabi Ibrahim dan keluarganya dalam hal keimanan, ketakwaan, dan pengorbanan. Mari jadikan Hari Raya Idul Adha sebagai ajang untuk memperkuat nilai-nilai keislaman dan membangun solidaritas antar sesama. Semoga setiap hewan qurban yang kita sembelih menjadi pemberat amal kebaikan dan mendekatkan kita pada ridha Allah SWT.

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postigan Populer

spot_img