POJOK PEDIA

#Berpendidikan

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

Wisata

Bisnis

Pendidikan

Keislaman

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

Said bin Amir, Gubernur Miskin yang Dermawan

Said bin Amir merupakan salah satu sahabat Rasulullah. Said bin Amir masuk Islam setaelah pembebasan perang Khaibar. Said bin Amir merupakan orang yang sangat sederhana bahkan bisa dikatakan miskin. Ia juga mempunyai istri yang sangat shalihah yang selalu menemani dan patuh kepadanya.

Said bin Amir Gubernur yang Miskin

Pada suatu hari, Said bin Amir sedang berdiri melihat para tawanan muslim yang akan dieksekusi. Pada saat itu, ada Khubaib bin ‘Adiy yang akan dieksekusi. Namun pada saat itu, ia masih dalam keadaan musyrik. Said bin Amir melihat dengan mata kepalanya sendiri saat Khubaib bin ‘Adiy dieksekusi. Khubaib bin ‘Adiy sahabat nabi yang sangat bertakwa sehingga ia rela meninggalkan anak istrinya demi mempertahankan keimanannya dan ia siap untuk dieksekusi.

Pada masa khalifah Umar bin Khattab, ia diangkat menjadi gubernur di kota Homs, Syiria. Namun pada awalnya, ia menolak. Tapi Umar bin Khattab tetap memaksa dan meyakinkannya karena Umar bin Khattab percaya kepadanya untuk dijadikan gubernur kota Homs. Akhirnya, ia menerimanya.

Pada masa khalifah Umar bin Khattab, ia diangkat menjadi gubernur di kota Homs, Syiria. Namun pada awalnya, ia menolak. Tapi Umar bin Khattab tetap memaksa dan meyakinkannya karena Umar bin Khattab percaya kepadanya untuk dijadikan gubernur kota Homs. Akhirnya, ia menerimanya.

Pada masa khalifah Umar bin Khattab, ia diangkat menjadi gubernur di kota Homs, Syiria. Namun pada awalnya, ia menolak. Tapi Umar bin Khattab tetap memaksa dan meyakinkannya karena Umar bin Khattab percaya kepadanya untuk dijadikan gubernur kota Homs. Akhirnya, ia menerimanya.

Setelah perwakilan tersebut pulang ke kota Homs, ia memberikan titipan tersebut kepada Said bin Amir. Setelah melihat isi yang ada di dalamnya, Said bin Amir kaget seraya berkata, “Innalillahi wa inna ilaihi rajiun”. Kemudian istrinya mendekati seraya bertanya, “Ada apa Said? Apakah Amirul Mukminin telah wafat?”, lalu Said menjawab “Ini lebih dahsyat dari pada itu, telah masuk kepadaku dunia yang akan merusak akhiratku”. Kemudian istrinya berkata lagi, “Maka campakkanlah sesuatu itu”, lalu Said menjawab, “Maukah kamu membantuku untuk menyingkirkan ini?”, istrinya menjawab, “Iya aku mau”. Akhirnya Said membagi uang itu dalam beberapa kantong kemudian ia berikan kepada fakir miskin yang lainnya. Padahal istrinya tidak mengetahui tentang apa yang diberikan oleh Umar bin Khattab beserta isinya.

Baca juga : Sejarah Haji Pertama Kali

Said bin Amir Tidak Memiliki Pembantu

Pada suatu hari, Umar bin Khattab berkunjung ke kota Homs untuk melihat keadaan di dalamnya dan menanyai kepada masyarakatnya mengenai pemimpinnya. Umar bin Khattab bertanya kepada masyarakat Homs bagaimana tanggapan mereka tentang kepemimpinan Said. Lalu mereka semua menjawab bahwa mereka suka dengan kepemimpinan Said. Akan tetapi mereka mempunyai beberapa keluhan mengenai sikapnya.

Pada suatu hari, Umar bin Khattab berkunjung ke kota Homs untuk melihat keadaan di dalamnya dan menanyai kepada masyarakatnya mengenai pemimpinnya. Umar bin Khattab bertanya kepada masyarakat Homs bagaimana tanggapan mereka tentang kepemimpinan Said. Lalu mereka semua menjawab bahwa mereka suka dengan kepemimpinan Said. Akan tetapi mereka mempunyai beberapa keluhan mengenai sikapnya.

Pada suatu hari, Umar bin Khattab berkunjung ke kota Homs untuk melihat keadaan di dalamnya dan menanyai kepada masyarakatnya mengenai pemimpinnya. Umar bin Khattab bertanya kepada masyarakat Homs bagaimana tanggapan mereka tentang kepemimpinan Said. Lalu mereka semua menjawab bahwa mereka suka dengan kepemimpinan Said. Akan tetapi mereka mempunyai beberapa keluhan mengenai sikapnya.

Kemudian Umar bin Khattab bertanya lagi, dan masyarakat menjawab, “Sesungguhnya ada satu hari dalam satu bulan di mana ia tidak keluar sama sekali untuk menemui rakyatnya”. Said bin Amir menjawab, “Sesungguhnya aku tidak mempunyai pakaian yang bagus kecuali pakaian yang saat ini melekat di badanku, maka dari itu aku mencucinya dan menunggunya kering lalu aku pakai kembali”.

Umar bin Khattab bertanya lagi, lalu masyarakat menjawab, “Sesungguhnya Said bin Amir sering kehilangan kesadaran sehingga ia melupakan orang-orang yang ada di sekitarnya”. Lalu Umar bin Khattab bertanya kepada Said bin Amir, “Lalu bagaimana tanggapanmu mengenai ini?”. Kemudian Said bin Amir menjawab, “Sesungguhnya aku telah melihat pada saat Khubaib bin ‘Adiy dicincang-cincang di depan hadapanku, namun pada saat itu aku tidak menolongnya karena aku masih dalam keadaan musyrik, maka aku berpikir bahwa Allah tidak akan mengampuniku, sebab itulah yang membuatku hilang kesadaran”. Setelah Umar bin Khattab  mendengar semua penjelasan dari Said, ia bersyukur karena prasangka buruk tidak terjadi kepada Said . Karena Umar bin Khattab yakin bahwasannya Said adalah orang yang sangat baik.

Baca juga : 5 Keutamaan Membaca Istighfar

Said bin Amir Sangat Dermawan

Setelah kejadian itu, Umar bin Khattab memberikannya lagi uang sebanyak 1000 dinar kepada Said. Kali ini istrinya melihat pemberian dari Umar bin Khattab, akhirnya istrinya senang karena kebutuhan hidupnya akan terpenuhi dan ia bisa mencari seseorang yang mau diberi upah sebagai pembantu. Tapi, ia bertanya kepada istrinya, “Apakah kau punya sesuatu yang lebih baik dari itu?”, lalu istrinya berkata, “Apakah itu?”, lalu Said menjawab, “Kita kembalikan lagi kepada orang yang membawanya, dan hal itu lebih kita butuhkan”. Kemudian istrinya bertanya lagi, “Apakah itu?”, Said menjawab, “Kita pinjamkan uang tersebut kepada Allah sebagai pinjaman yang baik”, istrinya menanggapi, “Benar, dan semoga engkau akan dibalas dengan kebaikan karenanya”.

Karena istrinya merupakan seorang istri yang shalihah, maka istrinya tunduk dan patuh terhadap apa yang dikatakan oleh suaminya. Lalu kemudian setelah itu, ia membagikan uang tersebut ke dalam beberapa kantong dan membawanya untuk diberikan kepada janda, yatim, dan fakir miskin umat muslim. Begitu sederhana kehidupannya, walaupun ia seorang yang fakir miskin tapi ia tetap mementingkan kepentingan rakyatnya dari pada dirinya sendiri.

Kisah ini diambil dari Kitab Al-‘Arabiyyah Linnasyiin Tilmidz Jilid 5.

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postingan Populer