POJOK SURAMADU

#Inspirasi For You

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

Wisata

Bisnis

Pendidikan

Keislaman

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

Aksi Nyata KKN Kelompok 41 dan PONKESDES Kebundadap Timur dalam Mencegah Stunting di Desa Kebundadap Timur

Pojoksuramadu.com – Sumenep,  Mahasiswa Kuliah kerja nyata kelompok 41 mengadakan acara sosialisasi pencegahan stunting yang mengundang beberapa orang tua dan anak-anak untuk mengedukasi dan mengurangi terjadinya Stunting pada anak-anak di desa Kebundadap Timur. Kuliah kerja nyata kelompok 41 juga bekerja sama dengan ponkesdes (Pondok Kesehatan Desa) desa kebundadap timur, kecamatan Saronggi, kabupaten Sumenep.

Desa Kebundadap Timur, sebuah desa yang terletak di Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, yang menjadi fokus perhatian kali ini adalah program sosialisasi stunting yang diinisiasi oleh Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 41. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat desa tentang stunting, masalah kesehatan yang serius dan berdampak jangka panjang pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

Stunting adalah kondisi dimana pertumbuhan anak terhambat sehingga memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Penyebab utama stunting adalah gizi buruk, infeksi berulang, dan praktik pengasuhan yang tidak memadai. Di Indonesia, prevalensi stunting masih cukup tinggi dan memerlukan intervensi yang komprehensif untuk mengatasinya.

Kuliah Kerja Nyata Kelompok 41, yang terdiri dari beberapa mahasiswa dari berbagai fakultas dan beberapa program studi, menyadari pentingnya penanggulangan stunting melalui pendekatan yang holistik dan inklusif. Mereka merancang program sosialisasi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk tenaga kesehatan, kader posyandu, serta masyarakat desa secara luas.

Sebelum melakukan sosialisasi, KKN kelompok 41 melakukan pendataan awal untuk memahami kondisi gizi dan kesehatan anak-anak di Desa Kebundadap Timur. Mereka bekerjasama dengan bidan desa dan kader posyandu untuk mengumpulkan data antropometri anak-anak balita. Data ini kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi tingkat prevalensi stunting di desa tersebut.

Salah satu fokus utama dari sosialisasi stunting ini adalah memberikan penyuluhan tentang pentingnya gizi seimbang bagi anak-anak. KKN kelompok 41 mengadakan serangkaian workshop dan diskusi dengan ibu-ibu hamil, ibu menyusui, dan orang tua balita. Mereka menjelaskan tentang jenis makanan yang kaya akan nutrisi, pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, serta cara-cara praktis untuk memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang cukup.

KKN kelompok 41 juga memberikan edukasi tentang pentingnya sanitasi dan kebersihan untuk mencegah infeksi yang bisa menyebabkan gizi buruk. Mereka mengajarkan praktik-praktik kebersihan diri dan lingkungan, seperti mencuci tangan dengan sabun, menggunakan air bersih, dan membuang sampah pada tempatnya.

Sosialisasi stunting ini dihadiri oleh beberapa orang tua dan anak-anak, serta para kader dari poskesdes beserta perangkat desa. Agenda kegiatan ini meliputi pembagian makanan kepada orang tua dan anak-anak yang mengalami stunting, serta pemberian materi untuk orang tua dan anak-anak tentang apa itu stunting, apa saja ciri-ciri nya dan apa dampaknya. Hal ini bertujuan untuk mengedukasi / memberitahu bahaya dari stunting pada anak usia dini.

Kegiatan sosialisasi stunting ini berjalan dengan lancar dan mendapatkan respon yang positif dari masyarakat sekitar, para perangkat desa dan  juga kepala desa dari Kebundadap Timur. Mereka merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan sosialisasi ini, karena bisa membantu masyarakat untuk mengedukasi masyarakat sekitar, dengan harapan masyarakat bisa tahu tentang ciri-ciri stunting dan apa bahaya dari stunting ini.

Menurut koordinator desa (Yusuf) berpendapat bahwa anak-anak usia tiga sampai lima tahun saat ini sering mengalami stunting karena kurangnya gizi mereka dan pola makan mereka.

“Sosialisasi ini sangat penting untuk mencegah Stunting bagi anak-anak maupun orang tua di desa Kebundadap Timur ini, karena dampak stunting ini sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak”. Jelasnya

Baca juga : Tim PKM-KC UTM Ciptakan Sistem Informasi Garam Berbasis Gis dan Machine Learning 

KKN kelompok 41 berharap program ini dapat memberikan dampak positif jangka panjang bagi Desa Kebundadap Timur. Mereka juga berharap program ini dapat menjadi model yang bisa diterapkan di desa-desa lain yang menghadapi masalah serupa. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada keberlanjutan upaya sosialisasi dan dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat itu sendiri.

Program sosialisasi stunting yang dilakukan oleh KKN kelompok 41 di Desa Kebundadap Timur merupakan langkah penting dalam upaya penanggulangan stunting di Indonesia. Dengan pendekatan yang holistik dan melibatkan berbagai elemen masyarakat, program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang pentingnya gizi dan kesehatan anak. Melalui kolaborasi dan kerja keras, stunting dapat dikurangi sehingga anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postingan Populer