Pojoksuramadu.com – Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang tergabung dalam kelompok 06 Pengabdian Masyarakat di Desa Tobai Timur, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang melakukan penyuluhan tentang pembuatan pupuk dari bahan organik.
Pembuatan pupuk organik yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan program kerja Pengabdian Masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan pupuk anorganik, sekaligus mengurangi kerusakan lingkungan akibat pemakaian pupuk anorganik yang dapat mengganggu kesehatan unsur tanah.
Desa Tobai Timur memiliki lahan sawah yang luas, sehingga rata-rata mata pencaharian penduduknya adalah bertani dan berkebun. Mayoritas para petani di Desa Tobai Timur menanam tembakau, bawang, dan jagung.
Pada saat melakukan penanaman, biasanya pupuk yang digunakan adalah pupuk anorganik. Pupuk anorganik produksi dari pabrik terdapat campuran zat kimia dengan kadar hara yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, program kerja ini ditentukan oleh Pengabdian Masyarakat kelompok 06 UTM Tahun 2023 setelah melakukan tinjauan lokasi di Desa Tobai Timur.
Terdapat dua jenis pupuk organik yang diproduksi, yaitu pupuk kompos (pupuk organik padat) dan POC (pupuk organik cair). Kedua jenis pupuk tersebut sama-sama terbuat dari komposisi bahan limbah alami yang tidak terpakai.
Untuk proses pembuatan pupuk kompos terbuat dari limbah alami (rumput dan sisa panen), kotoran ternak, air cucian beras yang dicampur dengan EM4 dan molase. Sedangkan untuk POC terbuat dari limbah dapur seperti sisa kulit bawang, potongan sayur yang tidak digunakan, air cucian beras yang juga dicampur dengan EM4 dan molase sebagai bahan fermentasi.
Baca juga : Inovasi Sampah Otomatis Memperkuat Penanaman Sikap Membuang Sampah
Ashan Nur Hidayat sebagai penanggung jawab dari program kerja pembuatan pupuk organik berpendapat bahwa, untuk mengurangi ketergantungan masyarakat yang ada di Desa Tobai Timur, masayarakat perlu mendapat penyuluhan tentang pupuk organik.
“Kami (Kelompok 06 Pengabdian Masyarakat UTM 2023) akan melakukan penyuluhan kepada masyarakat terutama petani yang ada di Tobai Timur, tentang bahaya penggunaan pupuk anorganik yang dapat merusak lingkungan dan kami juga akan memberikan bimbingan kepada masyarakat agar mengurangi penggunaan pupuk anorganik dengan cara mengolah limbah di lingkungan sekitar menjadi pupuk organik” ucapnya.
Pupuk yang dibuat dan difermentasi selama kurang lebih dua minggu digunakan sebagai bahan penyuluhan pada hari minggu (16 Juli 2023) di Dusun Palerenan, yang akan dihadiri oleh para petani dari berbagai dusun yang ada di Desa Tobai Timur.
“Sosialisasi yang akan kami lakukan tentu tidak akan langsung dapat diaplikasikan sebab tidak ada realisasi yang nyata. Maka dari itu, nantinya kami akan melakukan kerjasama dengan desa atau salah satu poktan yang berhasil melakukan pembuatan pupuk dan kemudian mereka (poktan) akan melakukan penyebaran informasi dari pembuatan pupuk organik” lanjut Ashan.
“Kami berharap dengan adanya produk pupuk organik yang kami olah, dapat membantu masyarakat terutama petani Desa Tobai Timur menjalankan kepatuhan dalam menjaga lingkungan dengan cara memanfaatkan limbah di lingkungan sekitar yang diolah menjadi potensi pembuatan pupuk” ucap Anggit Kresna Rangga sebagai kordes dan ketua Pengabdian Masyarakat kelompok 06 UTM 2023.