POJOK SURAMADU

#Inspirasi For You

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

Wisata

Bisnis

Pendidikan

Keislaman

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

Bertahan Hidup Ditengah Pandemi, Kontraktor Ini Manfaatkan Lahan Pertanian

POJOKSURAMADU.COM, Bangkalan – Nawewi atau panggilan akrabnya slawe kocor, warga kecamatan Tanah Merah, Bangkalan, Madura, Jawa Timur manfaatkan lahan pertanian dirumahnya untuk menambah penghasilan ditengah melorotnya ekonomi akibat pandemi covid-19.

Nawawi yang semula seorang kontraktor kini dituntut untuk lebih kreatif lagi agar penghasilan tetap stabil, sebab beberapa program pembangunan pemerintah dipangkas untuk penanganan covid-19.

“Kondisi ini mengharuskan saya untuk segera melakukan inovasi didalam mencari nafkah, ini sebagai pertanahan hidup, karena banyak anggaran yang terpotong covid-19,” kata dia kepada pojoksuramadu.com, Sabtu (31/10/2020).

Pemilik CV. Putra Indah ini juga memberikan pesan singkat kepada masyarakat agar semua bisa sadar dan tetap semangat menghadapi wabah covid-19 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

“Upaya pemerintah selama ini, dalam melakukan penekanan jumlah korban Covid-19 ini sangat luar biasa, sehingga diperlukan juga partisipasi masyarakat guna mensukseskan langkah’ pemerintah dalam menekan korban Covid-19 ini,” ujarnya.

Sebagai seorang kontraktor yang biasa hidupnya dengan menghitung volume bangunan, kini harus memutar arah mejadi seorang petani. Menurutnya langkah yang ia lakukan sangat efektif, karena hanya disektor pertanian yang bisa bertahan diwabah ini.

“Sektor pertanian merupakan yang paling efektif untuk pertahanan pangan di era wabah ini, jadi tidak usah malu dalam mengubah cara bertahan hidup, selagi halal” tegasnya.

Selain itu, ia juga mengajak kepada para pekerja kontruksi untuk tetap semangat, dan harus belajar bertahan hidup dengan cara lain, seperti yang ia lakukan, karena wabah ini menurutnya tidak bisa diprediksi kapan berakhirnya.

“Ini penyakit kapan akan berakhir kita tidak tau, dan kebutuhan hidup mejadi kewajiban setiap hari, kalau kita gengsi, maka bukan mati karena covid mas, melainkan karena kelaparan’ ujarnya sambil mencangkul sawahnya,” ungkap dia. (Suhul Anam)

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postingan Populer