POJOK SURAMADU

#Inspirasi For You

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

Wisata

Bisnis

Pendidikan

Keislaman

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

Desa Ba’engas Perkenalkan Kuliner Khas “Mata Kerbui” dengan Wadah Unik Anyaman Daun Kelapa

Pojoksuramadu.com – Ba’engas, Selasa, 14 Januari 2025 – Desa Intelektual di Desa Ba’engas kembali dihidupkan melalui program pelestarian budaya yang melibatkan ibu-ibu PKK setempat dan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dalam pengabdian masyarakat. Salah satu kuliner yang menjadi pusat perhatian adalah “Mata Kerbui,” makanan khas yang memiliki cita rasa unik serta daya tarik pada penyajiannya.

“Mata Kerbui” adalah makanan tradisional berbahan dasar tepung ketan yang dibentuk bulat dengan isian parutan kelapa manis yang dicampur gula pasir. Makanan ini tidak hanya menawarkan kenikmatan rasa, tetapi juga keindahan visual berkat wadahnya yang terbuat dari anyaman daun kelapa berbentuk bunga. Penyajiannya yang menyerupai mata kerbau menjadikannya simbol tradisi dan kreativitas masyarakat Desa Ba’engas.

Kegiatan ini dipelopori oleh ibu-ibu PKK Desa Ba’engas yang dengan antusias berbagi keterampilan kepada para mahasiswa. Program ini tidak hanya bertujuan melestarikan budaya kuliner lokal, tetapi juga membangun kesadaran generasi muda tentang pentingnya menjaga tradisi. “Kami senang bisa berbagi keterampilan yang kami miliki kepada adik-adik mahasiswa. Harapannya, kuliner khas desa kami ini tidak hanya dikenal di Baengas, tetapi juga di luar sana,” ungkap Bu Ebun, salah satu anggota PKK yang menjadi mentor dalam pelatihan tersebut.

Baca juga : Mahasiswa UTM Menyerahkan Website Desa Kepada Kepala Desa Kamal Dalam Kegiatan Penutupan Pengabdian Masyarakat

Para mahasiswa pengabdian masyarakat diajarkan langkah-langkah pembuatan “Mata Kerbui” menggunakan teknik tradisional. Proses dimulai dengan mengolah tepung ketan hingga menjadi adonan lembut yang mudah dibentuk. Setelah itu, adonan diisi dengan parutan kelapa yang telah dicampur gula pasir, lalu dibentuk bulat. Keunikan penyajiannya terletak pada wadahnya, yang dirangkai dari daun kelapa hingga menyerupai bunga.

Menurut Nabila, salah satu mahasiswa peserta, pengalaman ini memberikan wawasan baru tentang pentingnya melestarikan budaya. “Kami belajar banyak tentang proses pembuatan ‘Mata Kerbui’ yang tidak hanya lezat, tetapi juga penuh makna budaya. Kami ingin membantu memperkenalkan produk ini agar memiliki nilai tambah,” ujarnya.

Selain teknik pembuatan, para mahasiswa juga diajarkan cara menganyam daun kelapa untuk membuat wadah tradisional. Aktivitas ini menjadi pengalaman berharga bagi mereka karena tidak hanya memberikan keterampilan baru, tetapi juga memperkuat rasa penghargaan terhadap warisan budaya.

Program pelatihan ini bukan sekadar upaya pelestarian budaya. Sinergi antara ibu-ibu PKK dan mahasiswa juga bertujuan untuk mempromosikan “Mata Kerbui” sebagai produk unggulan Desa Ba’engas yang dapat bersaing di pasar kuliner tradisional maupun modern. Desa Ba’engas berencana mendaftarkan “Mata Kerbui” sebagai produk UMKM resmi untuk memperluas pemasaran dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa.

Desa Ba'engas Perkenalkan Kuliner Khas "Mata Kerbui" dengan Wadah Unik Anyaman Daun Kelapa
Desa Ba’engas Perkenalkan Kuliner Khas “Mata Kerbui” dengan Wadah Unik Anyaman Daun Kelapa

Dalam jangka panjang, produk ini diharapkan mampu menjadi salah satu ikon kuliner Madura yang dikenal luas. Menurut kepala desa, potensi ini dapat menjadi langkah awal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal. “Kolaborasi ini sangat penting, karena menggabungkan kearifan lokal dengan inovasi dari generasi muda. Semoga ‘Mata Kerbui’ dapat dikenal lebih luas dan membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.

Keterlibatan mahasiswa dalam program ini menunjukkan pentingnya peran generasi muda dalam melestarikan budaya. Para mahasiswa tidak hanya belajar, tetapi juga diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang membantu mempromosikan “Mata Kerbui” ke masyarakat yang lebih luas. Dengan memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya, mereka dapat memperluas jangkauan pemasaran produk ini.

Program ini juga menjadi ajang pertukaran ilmu antara generasi muda dan masyarakat desa. Bagi ibu-ibu PKK, kegiatan ini memberi kebanggaan tersendiri karena keterampilan mereka dihargai dan diteruskan kepada generasi berikutnya. Di sisi lain, mahasiswa mendapatkan wawasan tentang bagaimana tradisi lokal dapat menjadi modal penting dalam pembangunan ekonomi dan budaya.

Baca juga : Transformasi Jagung Menjadi Ager-Ager, Solusi Baru dalam Pemanfaatan Hasil Pertanian Desa Ba’engas

Dengan keberhasilan program ini, Desa Ba’engas semakin menegaskan komitmennya dalam menjaga tradisi sekaligus memajukan ekonomi desa. “Mata Kerbui” menjadi simbol sinergi antara budaya, inovasi, dan kolaborasi generasi lintas usia.

Kegiatan ini menginspirasi desa-desa lain untuk mengembangkan potensi lokal mereka, baik dalam bentuk kuliner, kerajinan, maupun seni tradisional. Lebih dari sekadar makanan, “Mata Kerbui” adalah bukti bahwa budaya lokal dapat menjadi daya ungkit bagi pertumbuhan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.

Dengan langkah-langkah strategis yang melibatkan semua elemen masyarakat, Desa Ba’engas berharap dapat membawa “Mata Kerbui” ke tingkat yang lebih tinggi, menjadikannya salah satu ikon kuliner yang membanggakan bagi Madura dan Indonesia.

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postingan Populer