POJOK SURAMADU

#Inspirasi For You

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

Wisata

Bisnis

Pendidikan

Keislaman

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

Gebyar Batik Pamekasan Digelar di Semarang, Pengusaha Lokal: Buang-Buang Anggaran

POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – Gebyar batik Pamekasan di Hotel Melva Balemong, Semarang, Minggu (6/12/2020) lalu, disayangkan oleh pengrajin batik lokal pamekasan. Gelaran batik dengan anggaran Rp. 194.477.400 itu, dinilai tidak tepat sasaran.

Salah satu pengusaha batik lokal di Kabupaten Pamekasan, Abdus, mengatakan acara itu justru tidak menguntungkan terhadap pengrajin batik di Kabupaten Pamekasan, dan hanya terkesan membuang-buang anggaran. “saya nilai acara itu hanya seremonial saja, tidak menguntungkan pedagang lokal,” sesalnya.

Selain itu, Ia menyebut jika ada oknum yang menyalahgunakan tren dan perkembangan batik Pamekasan dengan cara menjual tak sesuai harga pasaran. Menurutnya, Harga yang dijual di Gebyar batik Pamekasan harus berada di kisaran Rp, 200.000 seperti yang di jual pasar 17 Agustus.

“Kecewanya lagi para pengusaha batik yang diikut sertakan di acara gebyar batik Pamekasan 2020 ini ditempatkan diberi stand di luar ballroom. Sedangkan dari oknum buka stand didalam ballroom dengan harga murah,”kesal Abdus.

Senada dengan Abdus, pengrajin batik lokal di Desa Toronan Kecamatan Pamekasan, Mashuri, mengaku pemasaran batik saat ini sulit tembus keluar. Kalaupun ada, hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu. Apalagi, Desainer serta orang yang mempromosikan bukan orang yang memilki daya tarik seperti artis papan atas.

“Misalnya , ada Ivan Gunawan yang saya kira se Indonesia sudah dikenal. Tentunya kalau menggunakan dia maka batik bisa punya kelas, itupun kalau Pemkab mau betul-betul punya niat,” katanya.

Terpisah, Kepala Disperindag Pamekasan, Ahmad Sjaifudin, berdalih jika pemilihan tempat gebyar batik pamekasan itu dianggap tempat yang strategis untuk mempromosikan batik. Menurutnya, Pamekasan dinilai kurang tepat dengan dalih pembeli tak terpantau dari luar Pamekasan.

“Kita sudah mempromosikan di dalam, dan acara tersebut tidak harus di Pamekasan saja. Kalau di Pamekasan lalu siapa yang mau membeli batik. Sementara di Pamekasan banyak penjualnya. Jadi kami harus datang ke sana dan mempromosikannya di sana,”jelasnya.

Achmad Sjaifuddin, juga membandingkan soal wilayah dan kapasitas promosi yang digunakan untuk acara tersebut dengan kapasitas regional dan internasional.

Lebih lanjut ia menjelaskan acara tersebut dapat terjangkau hingga terbaca mudah dikenal dengan orang banyak dikanca internasional.

“Kalau soal berapa persen prospek persentase dari hasil penjualan batik Pamekasan dalam acara ini saya tidak tau. Yang penting saya sudah menghadirkan dari beberapa Desainer Top, juga tiga pengrajin dan juga pengusaha batik Pamekasan, hingga batik Pamekasan nantinya juga dikenal disentra Batik yang cukup luas,”pungkasnya. (Hasibuddin).

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postingan Populer