POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – PT Pertamina (Persero) menggagas gerakan “ekonomi hijau”. Dilansir dari situs Institute for Essential Services Reform (IESR), program Ekonomi Hijau bertujuan untuk menciptakan perekonomian Indonesia yang juga menitikberatkan pada proteksi lingkungan.
Ada tiga paket kerja dalam program ini: transisi bahan bakar fosil, optimalisasi efisiensi energi, dan mitigasi perubahan iklim dengan rincian, meningkatkan kewaspadaan dari urgensi untuk beralih dari bahan bakar fosil di dalam sistem energi Indonesia, mengoptimalkan penerapan efisiensi energi yang mengarah pada sistem dekarbonisasi energi Indonesia, dan memperkuat kebijakan mitigasi perubahan iklim dalam negeri.
Dalam keterangan tertulisnya, PT Pertamina (Persero) mulai menggalakkan gerakan ekonomi hijau dengan 3 strategi khusus, sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo. Program itu sebagai kelanjutan dari berbagai program transisi energi menuju energi baru dan terbarukan (EBT) dengan memanfaatkan kekayaan di dalam negeri, dan mengoptimalkan infrastruktur dari bisnis yang ada. Ditegaskan, gerakan ekonomi hijau sebagai bagian dari Grand Strategi Energi Nasional untuk transformasi energi.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengaku prihatin terhadap kondisi Negara Indonesia yang masih menghadapi tantangan dari tingginya impor energi. Hal itu berhubungan dengan kondisi sumber daya domestik besar Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku energi.
“Melalui gerakan ekonomi hijau ini kita memiliki tiga gagasan strategis,” ungkap Nicke.
Tiga gerakan ekonomi hijau itu, diantaranya, program penurunan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar yang sudah dimulai sejak tahun 2016 dan dilanjutkan pada tahun 2019 lalu. Program ini menggunakan implementasi Biodiesel B20 sejak sejak Biodiesel B30. Langkah pertama ini, sudah mampu mengurangi impor solar secara signifikan.
“Pertamina sudah tidak lagi mengimpor BBM jenis solar,” kata Nicke dalam siaran resminya, Selasa (17/05/2021).
Selanjutnya, Pertamina mengurangi ketergantungan pada impor LPG dengan gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) yang akan menggantikan penggunaan LPG di dalam negeri. Pasalnya, Indonesia memiliki cadangan batu bara terbesar berpeluang baik untuk melakukan gasifikasi batu bara menjadi DME. Ketiga, penurunan impor BBM jenis Gasoline. Untuk mengatasi hal ini Pertamina akan mencampur Methanol dan Ethanol dengan Gasoline. Methanol dapat diproduksi dari natural gas ataupun gasifikasi batu bara, dan Ethanol pun dapat diproduksi dari gasifikasi batu bara ataupun sumber bio-etanol lainnya.
“Pertamina juga menerapkan teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) untuk menekan emisi karbon dan sebagai bagian dari upaya Enhance Oil and Gas Recovery di sumur-sumur Pertamina untuk meningkatkan produksi migas negara,” tutup Nicke dalam keterangan rilisnya.
Gerakan Ekonomi Hijau Pertamina Banjir Apresiasi
Gerakan ekonomi hijau pertamina mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan, salah satunya dari Pemkab dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan, Madura. Bupati Pamekasan Baddrut Tamam. Pasalnya, pada Senin, (22/02/2021) lalu, Pemkab Pamekasan dan PT Pertamina bekerjasama dalam program “langit biru 2021” dengan aksi penanaman pohon bertempat di Pesantren As-Syahidul Kabir, Dusun Sumber Batu, Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, Pamekasan. Hal itu sebagai bentuk penghijauan dan mengurangi polusi udara.
“Langkah dari Pertamina sebagai bagian dari BUMN tentu harus diapresiasi, apalagi program langit biru ini adalah bagian dari gerakan ekonomi hijau yang digagas pertamina,” terangnya.
Baddrut Tamam menegaskan, gagasan apik pertamina ini tentu sejalan dengan program Pemkab Pamekasan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya merawat lingkungan untuk mengurangi risiko bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Terlebih saat ini, empat kabupaten di Pulau Madura masih rawan banjir saat musim penghujan.
“Dan banjir yang terjadi di Pamekasan beberapa waktu lalu itu, tidak terjadi secara tiba tiba, akan tetapi prosesnya sudah lama, yakni akibat kita tidak bisa menjaga lingkungan, seperti banyaknya penebangan pohon, membuang sampah sembarangan hingga kurangnya kawasan resapan air,” ujar Bupati.
“Maka dari itu, kami atas nama pemerintah daerah, menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada Pertamina, mudah-mudahan bantuan ini bisa menjadi bagian dari inspirasi kepada pemerintahan daerah dan kita semua untuk menjaga lingkungan,” katanya.
Senada dengan Baddrut Tamam, Anggota Komisi II DPRD Pamekasan, Samsuri menilai langkah pertamina dalam gerakan “ekonomi hijau” patut diacungi jempol. Menurutnya, langkah apik pertamina tidak hanya berpikir pada bagaimana pengembangan perusahaan melainkan memiliki kepedulian tentang lingkungan, seperti mengedukasi masyarakat untuk beralih ke BBM yang lebih ramah lingkungan.
Gagasan ekonomi hijau, lanjut Samsuri, tidak hanya berpikir tentang profit yang akan didapatkan Pertamina, melainkan ajakan kepada akar rumput untuk sama-sama mengurangi dampak pemanasan global, mencegah berbagai bencana baik banjir kekeringan dan tanah longsor, meningkatkan upaya konservasi sumber daya genetik tanaman hutan, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menanam dan memelihara pohon sebagai bagian dari sikap dan budaya sehari hari.
“Apalagi saat ini, Pertamina sudah mulai menggalakkan pertashop di tiap titik di Kabupaten,” tukasnya. (Hasibuddin)