POJOK PEDIA

#Berpendidikan

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

Wisata

Bisnis

Pendidikan

Keislaman

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

Kenapa Manusia Bisa Ada di Puncak Rantai Makanan?

Itulah kita, makhluk hidup berjalan tegak yang telah berevolusi dengan canggih hingga melampaui spesies lainnya. Membangun peradaban dan jadi penguasa dunia.

Di baliknya, ada satu rahasia tentang mengapa manusia bisa duduk di singgasana rantai makanan. Rahasia itu ada pada kekuatan sebuah cerita. Dan inilah kisahnya.

Sejak dulu, semua binatang bertahan hidup lewat pengalaman. Kalau seekor binatang pernah luka gara-gara makan daun yang berduri, dia ga akan makan di situ lagi. Gantinya, dia akan milih makanan lain yang enak dan gak bahaya.

Inilah kenapa kita juga bisa ngelatih binatang kayak anjing atau lumba-lumba lewat sistem hadiah dan hukuman.

Manusia pun sebenernya begitu juga. Tapi bedanya… kita dikontrol oleh kekuatan raksasa yang bernama cerita.

Sekarang bayangin manusia yang ketemu buah berduri seperti duren. Dia bakal makan dan punya pengalaman buruk terkena duri dari buah duren tersebut. Tapi bedanya, orang ini akan cerita ke orang lain tentang buah berduri ini. Dan dari sana, banyak orang jadi ga perlu ngalamin hal buruk terkena duri dari buah duren tersebut. Karena, yang lain akan belajar dari cerita.

Ga kayak binatang yang semuanya harus ngalamin satu persatu. Ya, kita gak pernah bayangin betapa cerita sebegitu kuatnya ngontrol hidup kita. Ia ada di setiap sudut kehidupan kita.

Berkat cerita, kita percaya kalo kertas warna-warni bernama duit itu bisa dibuat beli makanan. Berkat cerita, kita nurut kalo lampu merah itu artinya berhenti. Dan berkat cerita, kita percaya aja kalo bakal diculik setan seandainya belom pulang pas matahari udah tenggelam.

Baca juga : Kenapa Rusia Perang dengan Ukraina

Cerita, sekuat itu bisa bikin orang percaya. Makanya mereka yang jago banget bercerita bisa gerakin banyak manusia. Tapi cerita kadang menimbulkan derita, apalagi ketika cerita yang dipercaya, berbeda.

Cerita emang digunain di sekolah buat kita belajar. Belajar ilmu alam, sosial, bahkan agama. Tapi cerita juga digunain buat orang nyebar berita-berita palsu tentang kebencian. Dan bahkan mengobarkan perang.

Inilah yang terjadi ratusan sampai ribuan tahun lalu, ketika perbedaan menjadi bensin yang menyulut api peperangan. Darah tumpah, dan kesengsaraan muncul karena perbedaaan cerita.

Kisah yang sama pun juga terjadi di negeri kita sendiri. Ambon. Poso. Sampit. Madura dan banyak daerah lainnya di mana darah sudah tumpah.

Mungkin, sekarang kita ngerasa hidup kita aman-aman aja dan jauh dari kerusuhan yang disulut oleh cerita tentang perbedaan. Tapi yang perlu kita ingat adalah kalau semua itu pun bermula dari hal-hal kecil.

Beberapa tahun belakangan, udah banyak kasus perbedaan yang merusak kedamaian kita sehari-hari. Indeks kerukunan umat beragama kita pun terus dan terus memburuk, krisis demokrasi kita pun belum ada tanda-tanda membaik.

Setitik perbedaan sering menimbulkan pertengkaran, dan titik-titik itu berpeluang membesar, menciptakan konflik yang tidak kita inginkan.

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postingan Populer