kerja Sama

Kirim Tulisan

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

Wisata

Pendidikan

Bisnis

Keislaman

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

KKN 23 UTM Mendorong Transformasi Digital UMKM Desa Tampojung Pregih Melalui Sosialisasi Penjualan Online dan Pembayaran QRIS

Pamekasan – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 23 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melaksanakan kegiatan sosialisasi penjualan produk melalui e-commerce serta pengenalan sistem pembayaran digital QRIS kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Tampojung Pregih, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan, Selasa (8/7/2025).

Kegiatan ini menjadi bagian dari program pengabdian masyarakat yang bertujuan memperkuat perekonomian desa berbasis potensi lokal. Sosialisasi difokuskan pada peningkatan literasi digital pelaku UMKM yang selama ini masih mengandalkan sistem penjualan konvensional. Inovasi ini diharapkan mampu membuka akses pasar yang lebih luas dan mendukung transformasi ekonomi desa menuju era digital.

Para pelaku UMKM yang menjadi peserta kegiatan umumnya memproduksi kerajinan tangan berbasis lingkungan dan budaya lokal, seperti tas dari limbah gelas minuman plastik dan rantang dari anyaman bambu. Meskipun produk tersebut memiliki nilai unik dan berdaya jual tinggi, keterbatasan akses terhadap teknologi pemasaran digital menjadi tantangan utama yang dihadapi pelaku usaha.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN 23 UTM memberikan pelatihan praktis mengenai cara memasarkan produk secara daring melalui platform Shopee. Peserta dikenalkan dengan tahapan membuat akun, mengunggah foto produk yang menarik, menulis deskripsi informatif, menetapkan harga, serta memahami proses pengemasan dan pengiriman pesanan. Seluruh tahapan dilakukan secara interaktif untuk memastikan peserta dapat mengikuti dengan mudah.

KKN UTM 23
KKN UTM 23

Tak hanya itu, mahasiswa juga memperkenalkan sistem pembayaran non-tunai berbasis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai metode transaksi yang lebih modern, aman, dan efisien.

Pengenalan QRIS dianggap relevan untuk mempersiapkan pelaku UMKM menghadapi tren pembayaran digital yang semakin meluas, terutama di kalangan konsumen perkotaan dan generasi muda.

Koordinator KKN 23 UTM, Samsul Arifin, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret dalam upaya memberdayakan UMKM desa melalui penguatan kapasitas digital. Menurutnya, digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan agar produk lokal tidak tertinggal dalam kompetisi pasar nasional bahkan global.

“Melalui e-commerce, UMKM lokal bisa menjangkau konsumen di luar desa, bahkan lintas provinsi. Produk mereka sebenarnya sangat layak dipasarkan secara luas karena mengandung nilai kreativitas, budaya, dan keberlanjutan. Kami ingin mereka memiliki kesempatan yang sama dalam memanfaatkan teknologi digital seperti pelaku usaha di kota,” ujar Samsul.

Antusiasme peserta pun cukup tinggi. Salah satunya ditunjukkan oleh Ibu Nur, pelaku UMKM pengrajin tas dari limbah gelas plastik dan rantang dari anyaman bambu. Ia mengaku baru pertama kali mengetahui cara menjual produk secara daring dan merasa terbantu dengan penjelasan yang diberikan mahasiswa.

“Saya biasanya jual langsung ke pasar. Belum pernah melakukan penjualan online. Ternyata caranya tidak terlalu sulit, tinggal foto produk, kasih nama, dan harga. Saya jadi semangat untuk mencoba menjual produk saya di Shopee,” ungkapnya.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN 23, Syaiful Khairi, mengapresiasi kegiatan tersebut dan berharap dampaknya tidak berhenti setelah program KKN berakhir. Menurutnya, digitalisasi UMKM merupakan langkah strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan.

“Kami berharap, program yang dilakukan mahasiswa ini menjadi salah satu upaya yang dapat berperan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat di Desa, khususnya Desa Tampojung Pregih” Pungkas Syaiful Khoiri, DPL KKN

Ke depan, kelompok KKN 23 berencana melakukan pendampingan lanjutan kepada pelaku UMKM yang ingin mengembangkan toko daring mereka dan mengimplementasikan sistem QRIS secara penuh. Dengan pendampingan berkelanjutan, diharapkan pelaku usaha desa mampu mengelola pemasaran secara mandiri dan konsisten.

Melalui kegiatan ini, UMKM di Desa Tampojung Pregih diharapkan dapat bertransformasi menjadi unit usaha yang tidak hanya produktif secara lokal, tetapi juga adaptif terhadap perkembangan teknologi dan ekonomi digital nasional.

Melalui kegiatan ini, UMKM di Desa Tampojung Pregih diharapkan dapat berkembang menjadi usaha yang tidak hanya aktif di lingkungan sekitar, tetapi juga mampu mengikuti perkembangan teknologi dan ekonomi digital di Indonesia. Dengan begitu, produk-produk lokal bisa lebih dikenal luas dan ekonomi desa bisa terus tumbuh secara mandiri dan berkelanjutan.

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postigan Populer

spot_img