Makam Syaikhona Kholil Bangkalan, yang terletak di Desa Martajasah, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, telah menjadi salah satu destinasi wisata religi yang paling diminati di Pulau Madura.
Tempat ini tidak hanya menarik peziarah dari berbagai daerah di Indonesia, tetapi juga menjadi saksi bisu perjalanan spiritual seorang ulama besar yang dihormati, yaitu Syekh Muhammad Kholil bin Abdul Latif, atau yang lebih dikenal sebagai Syaikhona Kholil.
Syaikhona Kholil: Guru Para Ulama Nusantara

Syaikhona Kholil dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah perkembangan Islam di Indonesia. Beliau adalah guru dari banyak ulama terkemuka, termasuk KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia. Murid-muridnya tersebar di berbagai daerah dan mendirikan pondok pesantren yang menjadi pusat pendidikan Islam hingga saat ini.
Lahir pada 25 Mei 1835 (9 Shafar 1252 Hijriah) di Kemayoran, Bangkalan, Syaikhona Kholil berasal dari keturunan Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo. Ayahnya, Kiai Haji Abdul Latif, adalah seorang ulama terpandang yang mendidiknya sejak kecil dalam ilmu Fiqih dan Ilmu Nahwu (struktur kalimat bahasa Arab).
Setelah menimba ilmu di berbagai pesantren di Jawa Timur, Syaikhona Kholil melanjutkan pendidikannya ke Mekkah, di mana beliau berguru kepada ulama-ulama besar seperti Syekh Nawawi al-Bantani dan Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan.
Daya Tarik Wisata Religi di Makam Syaikhona Kholil

Makam Syaikhona Kholil tidak pernah sepi pengunjung. Banyak peziarah yang datang untuk menghormati jasa-jasa beliau sebagai ulama besar dan memanjatkan doa di tempat peristirahatan terakhirnya.
Selain makam Syaikhona Kholil, kompleks pemakaman ini juga menjadi tempat peristirahatan ayahnya, Kiai Abdul Latif, serta beberapa anggota keraton dan waliyulloh lainnya.
Salah satu daya tarik unik di lokasi ini adalah keberadaan sumur tua yang diyakini memiliki keberkahan. Masyarakat setempat percaya bahwa melempar uang koin ke dalam sumur akan mendatangkan rezeki, sementara meminum airnya diyakini dapat memberikan kesehatan dan umur panjang. Kepercayaan ini menambah nuansa spiritual yang kental di sekitar makam.
Baca juga : Makam Sunan Sendang Duwur, Lamongan Jawa Timur
Fasilitas dan Aktivitas di Sekitar Makam Syaikhona Kholil

Untuk kenyamanan pengunjung, kompleks makam dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti kamar mandi umum, masjid yang diberi nama Masjid Syaikhona Muhammad Kholil, serta area istirahat dengan bangku-bangku yang tersedia.
Di luar kompleks makam, pengunjung dapat menemukan berbagai warung makan yang menyajikan kuliner khas Madura, serta toko-toko souvenir yang menjual cenderamata unik.
Riwayat Hidup dan Perjuangan Syaikhona Kholil
Setelah menimba ilmu di Mekkah, Syaikhona Kholil kembali ke Madura dan mendirikan pesantren di Jengkebuwen. Pesantren ini menjadi pusat pendidikan Islam yang melahirkan banyak ulama dan pemimpin agama.
Syaikhona Kholil wafat pada 29 Ramadhan 1343 H (24 April 1925 M), meninggalkan warisan keilmuan dan spiritual yang terus dikenang hingga saat ini.
Informasi Kunjungan
Makam Syaikhona Kholil Bangkalan buka 24 jam, sehingga pengunjung dapat berziarah kapan saja tanpa batasan waktu. Yang menarik, tidak ada biaya masuk untuk mengunjungi makam ini, menjadikannya destinasi yang ramah bagi semua kalangan.
Makam Syaikhona Kholil Bangkalan bukan sekadar tempat ziarah, tetapi juga simbol perjuangan dan dedikasi seorang ulama besar dalam menyebarkan ilmu agama. Destinasi ini menawarkan pengalaman spiritual yang mendalam, sekaligus memperkaya pengetahuan tentang sejarah Islam di Indonesia. Bagi para peziarah dan pecinta wisata religi, Makam Syaikhona Kholil adalah tempat yang wajib dikunjungi saat berada di Madura.
Sumber:
- jatim.nu.or.id
- tribunjatimtravel.tribunnews.com
- nasional.kompas.com
Simak berita terbaru dan pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran WhatsApp pojoksuramadu.com.