POJOK SURAMADU

#Inspirasi For You

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

Wisata

Bisnis

Pendidikan

Keislaman

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

LPPM UTM, Manfaatkan Limbah Rumah Tangga Sebagai Pupuk Organik Cair 

Pojoksuramadu.com – Sumenep, Mahasiswa universitas trunojoyo madura yang tergabung dalam kuliah kerja Nyata (KKN) kelompok 38 dibawah bimbingan dosen pembimbing lapangan (DPL) bapak Dr. Askur Rahman, S.TP., MP mengenalkan inovasi dalam pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik cair (POC) di Desa Pasongsongan, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Pamekasan (23/7/2024).

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat desa terutama ibu rumah tangga  tentang pentingnya pengolahan limbah rumah tangga secara mandiri untuk mendukung kegiatan pertanian di rumah. 

Melihat limbah rumah tangga yang awalnya hanya menjadi sampah kini bisa dijadikan sebagai pupuk organik cair yang kaya akan manfaat. Pemberian pupuk organik dapat meningkatkan keberlanjutan produksi pertanian.  

Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik cair (POC) tersebut diangkat sebagai upaya dalam mengatasi masalah lingkungan dan meningkatkan praktik pertanian yang berkelanjutan di Desa Pasongsongan. 

Sosialisasi dilakukan bersama dengan para anggota kelompok wanita tani (KWT) di desa pasongsongan. Dalam sosialisasi tersebut, mahasiswa KKN 38 memberikan edukasi mengenai cara mengolah limbah rumah tangga atau berbagai sisa-sisa bahan organik seperti sisa sayuran, kulit buah, cangkang telur dan air cucian beras menjadi pupuk organik cair (POC) melalui proses pembusukan atau fermentasi. 

Tidak hanya sosialisasi namun pada kegiatan tersebut juga dilakukan praktikum pembuatan pupuk organik cair dari limbah-limbah tersebut. Proses pembuatan pupuk organik cair (POC) cukup sederhana hanya memerlukan  bahan limbah rumah tangga dan difermentasi dengan campuran 1 ½ liter air cucian beras, 30 ml EM4 pertanian sebagai bioaktivator untuk mempercepat proses pembusukan dan 30 ml molase (tetes tebu). 

Proses fermentasi dilakukan selama 7-10 hari dalam wadah tertutup seperti galon atau ember cat bekas untuk menghindari kontaminasi dari luar dan memaksimalkan proses fermentasi yang bersifat anaerob. Indikator kematangan hasil fermentasi dapat dilihat ketika aromanya sudah seperti tape. 

Baca juga : LPPM UTM – Adakan Sosialisasi Pentingnya Pelabelan, Desain Kemasan, dan Strategi Pemasaran untuk Produk Khas Sumenep

Mereka juga menjelaskan tentang berbagai kandungan dan manfaat pupuk organik cair terutama dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dan kesuburan tanah. “Pupuk organik cair (POC) kaya akan unsur hara makro dan unsur hara mikro seperti N, P, K, Mg, Si yang dibutuhkan dalam mendukung pertumbuhan tanaman. 

Selain itu pupuk organik cair juga dapat memperbaiki struktur tanah dan menjaga kelembaban tanah,” ujar Itsna imroatus selaku salah satu pemateri penyuluhan. Pupuk organik cair lebih mudah diserap oleh tanaman sehingga penggunaannya lebih efisien.

Selain itu penggunaan pupuk organik memiliki sifat ramah lingkungan sebab tidak meninggalkan residu setelah pemakaiannya. “Pupuk organik cair (POC) juga dapat menambah ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit serta bersifat ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu” tambahnya.

Heni ida, juga selaku pemateri menambahkan penjelasan tentang pengaplikasian pupuk organik yang baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. “sebaik-baiknya waktu pemupukan tanaman dilakukan Ketika pagi dan sore hari untuk menghindari penguapan oleh sinar matahari” ujarnya.

Pengaplikasian POC pada tanaman diawali dengan pelarutan cairan POC dengan air dengan perbandingan 1:10. 

sosialisasi program kerja tersebut mendapat apresiasi yang baik dari masyarakat sekitar terutama para anggota kelompok Wanita tani (KWT) mengingat rendahnya kesuburan tanah menjadi  masalah utama dalam pertanian di desa Pasongsongan.

Ibu Hasiah, selaku ketua kelompok wanita tani (KWT) desa pasongsongan mengatakan bahwa dengan adanya sosialisasi tersebut dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan pupuk organik tanaman budidaya yang mereka kelola.

“pupuk organik cair ini dapat kami manfaatkan untuk memupuk tanaman yang kami tanaman di dusun Morasen sana” ujarnya.

selain sosialisasi bersama ibu-ibu anggota KWT mereka juga mengadakan sosialisasi bersama anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan beberapa Kumpulan pengajian di desa Pasongsongan

Dengan adanya sosialisasi tersebut kelompok KKN 38 memiliki harapan besar agar masyarakat desa Pasongsongan terutama para ibu-ibu rumah tangga dapat mulai untuk mengolah limbah rumah tangganya secara mandiri dirumah agar dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang memiliki nilai.

“kami berharap dengan adanya sosialisasi ini,  ibu-ibu sekalian bisa memanfaatkan limbah rumah tangga secara mandiri di rumah dan mulai belajar untuk berbudidaya pertanian kecil-kecilan di pekarangan rumah” ujar itsna diakhir pemaparannya. 

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postingan Populer