POJOK SURAMADU

#Inspirasi For You

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

Wisata

Bisnis

Pendidikan

Keislaman

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

Realisasi DBHCHT di Pamekasan Mulai Dievaluasi

POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – Program pembangunan Pemkab Pamekasan melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCT) sudah mulai dilakukan monitoring dan evaluasi.

Pemerintah Kabupaten Pamekasan bersama Tim khusus sudah menggelar rapat monitoring dan evaluasi dengan OPD pelaksana program DBHCT soal sejauh mana realisasi program yang dijalankan.

Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD), Sahrul Munir, mengungkapkan, ada salah program yang masih mengalami kendala, yakni program pemberian BLT bagi buruh tani tembakau dan buruh pabrok rokok. Pasalnya data calon penerima BLT bagi buruh tani tembakau dan buruh pabrik rokok belum tuntas.

“Untuk pendataan itu memang harus hati-hati mengingat aturannya tidak boleh mendapatkan bantuan ganda, seperti menerima PKH atau bantuan lainnya,” ujar Sahrul.

Selain itu, pihaknya mengingatkan setiap OPD bisa bekerja lebih maksimal dalam merealisasikan program DBHCHT. Pasalnya, dari DBHCHT sebesar Rp 64,5 miliar, separuhnya sudah masuk ke kas daerah (Kasda).

Rinciannya Rp 12,9 Miliar untuk triwulan pertama dan Rp.19,36 Miliar untuk triwulan kedua. Karena itu dia meminta agar semua OPD penerima DBHCHT segera menyusun program anggaran dan mengajukan dana tersebut untuk segera direalisasikan penggunaannya.

“Separuh sisa DBHCHT akan ditransfer jika masuk di triwulan ke tiga dan ke empat, dan sekarang tinggal OPD siap atau tidak untuk merealisasikan program dan menggunakan dana tersebut,” urainya.

Sementara itu, Direktur RSUD Waru dr Hendarto mengungkapkan, jika instansi merupakan salah satu OPD yang sudah dievaluasi perihal realisasi DBHCHT. Saat ini penggunaan DBHCT untuk obat obatan dan bahan bahan habis pakai, perbaikan alat dan kalibrasi, di RSUD Waru sudah dalam proses.

“Tahun kita menerima Rp 2 Miliar DBHCHT dan sudah kita gunakan untuk pengadaan obat obatan, namun tidak langsung dibeli sekaligus dan menyesuaikan dengan laju kebutuhan,” terangnya.

Meski demikian, Ia mengaku saat ini mengalami kendala lantaran 23 nakes terpapar covid-19. Pihaknya dituntut untuk selalu memberikan pelayanan di ruang isolasi, di ruang IGD dan di ruang rawat inap selain di poli. (adv/Hasibuddin)

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postingan Populer