POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran ke-29 tingkat Provinsi Jawa Timur menjadi hadiah Hari Jadi Pamekasan ke-491 yang jatuh pada tanggal 3 November 2021 lalu.
Anggota DPRD Pamekasan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Samsuri, menilai, momen hari jadi Pamekasan tahun ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab penunjukan Pamekasan sebagai tuan rumah MTQ sekaligus menjadi kado indah di hari jadi Pamekasan.
Selain itu, pria yang juga sebagai Anggota Komisi II DPRD Pamekasan ini, menilai bulan November 2021 menjadi bulan berkah bagi Pamekasan. Sebab selain MTQ dan Hari Jadi ke 2021, Pemkab Pamekasan juga menggelar gebyar batik di Kabupaten Banyuwangi.
“Pemikiran Bupati Pamekasan untuk menbangkitkan ekonomi layak diapresiasi,” terangnya.
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam mengatakan, pihaknya mengaku senang dengan terselenggaranya 3 agenda besar tahun ini. Pria yang akrab disapa Mas Tamam ini optimis jika di masa yang akan datang Kabupaten Pamekasan akan bisa bersaing dengan beberapa kabupaten maju lainnya.
Ia menegaskan, pihaknya mempromosikan batik tulis Pamekasan di luar daerah dengan tujuan mengangkat nilai tawar batik ke kancah nasional atau bahkan Internasional. Gebyar Batik Pamekasan dalam dua tahun terakhir digelar di wilayah Jawa. Tahun 2020 di Semarang dan tahun 2021 dilaksanakan di Kabupaten Banyuwangi dengan harapan bisa meningkatkan ekonomi perajin dan masyarakat Pamekasan secara umum.
“Pemkab Pamekasan memiliki program prioritas yang diantaranya di bidang ekonomi melalui strategi desa tematik. Seperti desa batik, desa UMKM, desa pertanian, desa wisata dan lain-lain. Sungguh kita harus berjuang mendorong semangat keterpaduan lingket diantara satu dengan yang lainnya,” ungkapnya, Sabtu (6/11/2021).
Keinginan kuat pemerintah daerah tersebut diharapkan selaras dengan keinginan masyarakat untuk bersama-sama mendorong ekonomi reborn. Menurutnya, kabupaten yang cepat melakukan akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan memadukan potensi local wisdom dan teknologi dipastikan menjadi pemenang. Sebaliknya, daerah yang lambat merespon perkembangan zaman ini, pertumbuhan ekonominya akan lambat.
“Nah, makanya Pamekasan sedang berikhtiar memadukan konsep itu menjadi padu. Diantaranya adalah memadukan potensi batik dengan produk yang bisa dipakai oleh semua orang. Seperti sepatu batik, sepatu batik ini bagian dari program pemerintah sepuluh ribu pengusaha baru (sapu tangan biru),” tandasnya. (Hasibuddin)