POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – Bupati Pamekasan Baddrut Tamam mengajak seluruh ASN untuk mengevaluasi diri sebelum memulai kinerja pada tahun 2022.
Hal itu disampaikan Baddrut Tamam saat memimpin apel awal tahun 2022, di Lapangan Nagara Bhakti Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Senin (3/1/2022). Hadir seluruh pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), kepala bidang, hingga staf di lingkungan pemerintah kabupaten (pemkab) setempat.
Menurut pria yang akrab disapa Mas Tamam ini, evaluasi bagi ASN itu penting untuk meningkatkan capaian yang belum terealisasi maksimal pada tahun 2021 lalu. Seorang ASN harus mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi. Kinerja keras diperlukan untuk bisa menjadikan Kabupaten Pamekasan bisa berdaya saing dengan kabupaten maju lainnya di Indonesia.
Baddrut Tamam meyakini, dengan ikhtiar yang kuat, maka komitmen untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kinerja akan terus tumbuh dalam diri ASN. Semangat refleksi bagi ASN penting menjadi cerminan atas beberapa kerja yang belum tuntas, atau bahkan kerja yang telah maksimal untuk lebih ditingkatkan lagi.
“Besar harapan saya yang maksimal kita tingkatkan, yang belum maksimal kerjakan lagi di wilayah mana yang belum maksimal. Terimakasih kepada kita semua yang mau muhasabah, mau merefleksikan diri,” paparnya.
Bagi Baddrut Tamam, ada perbedaan antara ASN dengan para pekerja biasa. Sebab, ASN merupakan abdi negara yang sudah berikrar memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sumpah sebagai ASN mengatasnamakan bangsa dan negara yang tanggungjawabnya lebih besar di hadapan Allah SWT. Sumpah ASN harus dibayar dengan kinerja yang maksimal dan tidak main-main.
“Saya selalu mengatakan, perbedaan utama menjadi aparatur sipil negara dengan menjadi karyawan di beberapa tempat yang lain, karena di dalamnya kita bersumpah akan mengabdi kepada bangsa dan negara,” tegas tokoh muda Nahdlatul Ulama tersebut.
Dia juga menegaskan kepada para ASN untuk senantiasa patuh kepada atasannya sebagai komitmen kerja tim dalam membangun bangsa dan negara. Karena ketidaktaatan terhadap pimpinan adalah bentuk pengkhianatan.
“Ketidaktaatan adalah bentuk penghianatan, refleksi ini penting kepada kita untuk mengukur sejauh mana komitmen, pengabdian, perjuangan yang kita tasbihkan kepada diri kita semua,” tutup dia. (Hasibuddin)