KH. Drs. M. Jazuli Nur, Lc, lahir di Kabupaten Bangkalan pada tahun 1952 dari keluarga terhormat pasangan Haji Mohammad Nur dan Hajjah Siti Zulaicha. Sejak muda, beliau telah menapaki jalan keilmuan dengan menjadi santri di Pondok Pesantren Asshomadiyah, di bawah bimbingan langsung KH. Makki Syarbini (Almarhum), seorang ulama kharismatik yang juga dikenal luas di kalangan pesantren Madura.
Menimba Ilmu Hingga ke Negeri Kinanah
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Pesantren Asshomadiyah, semangat belajar KH. Jazuli Nur membawanya melanjutkan studi ke Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, salah satu pesantren tertua dan paling berpengaruh di Indonesia. Tidak berhenti di situ, beliau pun kemudian meneruskan pendidikannya hingga ke luar negeri, tepatnya di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, sebuah lembaga pendidikan Islam tertua di dunia.
Kembali ke Tanah Air dan Mengabdi untuk Umat
Pada tahun 1981, setelah menyelesaikan studi di Mesir, beliau kembali ke Indonesia dan menikah dengan Nyai Hj. Siti Ma’rifah Makki, putri dari KH. Makki Syarbini. Sejak saat itu, beliau ikut serta aktif dalam mengelola Pondok Pesantren Asshomadiyah, menjadi bagian dari jajaran Dewan Pengasuh dan terus memberikan kontribusi dalam membina generasi muda.
Lahirnya Pesantren Nurul Amanah
Melihat kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dan beragam, baik dalam aspek sosial maupun pendidikan keagamaan, KH. Jazuli Nur terdorong untuk merintis sebuah lembaga baru yang mampu menjawab tantangan zaman. Dengan restu orang tua, dukungan para ulama, serta keyakinan dan doa kepada Allah SWT, beliau pun memulai langkah besar tersebut.
Pada tahun 1996, berdirilah sebuah pesantren baru yang diberi nama Pondok Pesantren Nurul Amanah, di bawah naungan Yayasan Pendidikan dan Sosial Nurul Amanah. Pesantren ini berdiri di atas tanah wakaf seluas 600 meter persegi, hibah dari Ustadz Hasan Basri, yang berlokasi di Jl. Raya Tragah No. 09, Desa Basanah, Tanah Merah, Bangkalan – Madura.
Pengabdian Tanpa Batas
KH. Jazuli Nur bukan hanya seorang pendidik, tetapi juga sosok penggerak yang visioner. Melalui Pondok Pesantren Nurul Amanah, beliau menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam yang moderat, sosial, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Pesantren ini menjadi tempat belajar yang terbuka bagi semua kalangan, mencerminkan semangat inklusifitas dan pengabdian beliau kepada umat.