Masih banyak orang tua yang belum menyadari pentingnya kepemilikan dokumen identitas bagi anak-anak mereka. Padahal, Kartu Identitas Anak (KIA) memiliki banyak manfaat dalam mendukung akses pendidikan, pelayanan kesehatan, perlindungan hukum, dan pengurusan administrasi lainnya.
Melihat kondisi ini, mahasiswa KKN Kelompok 3 dari Universitas Trunojoyo Madura berinisiatif menjalankan program pendampingan pembuatan KIA sebagai salah satu bentuk pengabdian nyata kepada masyarakat.
Program ini menjadi upaya untuk memperkuat kesadaran warga tentang pentingnya tertib administrasi sejak dini dan menghadirkan kemudahan akses pelayanan publik yang seringkali sulit dijangkau di tingkat desa.
Program ini dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan mulai dari sosialisasi, pengumpulan berkas, hingga pengiriman dokumen warga ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Bangkalan.
Mahasiswa tidak hanya mendampingi secara administratif, tetapi juga memberikan edukasi langsung mengenai fungsi dan manfaat KIA kepada para orang tua. Respons warga sangat positif; banyak di antara mereka yang baru mengetahui bahwa anak usia di bawah 17 tahun sudah dapat memiliki kartu identitas sendiri.
Antusiasme ini menunjukkan bahwa informasi mengenai KIA masih minim, sehingga program ini sekaligus menjadi sarana penyuluhan yang efektif. Mahasiswa juga berkoordinasi dengan Pemerintah Desa untuk memastikan kelancaran proses, sehingga warga tidak perlu repot ke kota hanya untuk mengurus dokumen.
Kepala Desa Klabetan, Ahmad Sukron, menyambut baik program ini dan berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkelanjutan.
“Program pembuatan KIA yang dilakukan oleh adik-adik mahasiswa KKN ini sangat membantu masyarakat, terutama bagi warga yang belum sempat atau belum tahu cara mengurusnya. Kami berharap setelah ini, kesadaran masyarakat semakin meningkat untuk melengkapi dokumen anak-anak mereka,” ujar beliau.
Dengan kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan warga, program ini tidak hanya berdampak pada pelayanan administrasi, tetapi juga membangun kedekatan dan kepercayaan antara kampus dan masyarakat. Program ini menjadi bukti bahwa perubahan bisa dimulai dari hal-hal kecil yang menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat.