POJOK SURAMADU

#Inspirasi For You

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

Wisata

Bisnis

Pendidikan

Keislaman

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

Batik Jadi Pakaian Dinas Pegawai Negeri, Pedagang: Terimakasih Bupati Pamekasan

POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – Bupati Pamekasan Baddrut Tamam mengeluarkan Surat Edaran tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil dan Non Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemkab Pamekasan dan memasukkan adat Madura Pesak, batik tulis Pamekasan dan baju koko sebagai pakaian dinas PNS di lingkungan Pemkab Pamekasan.

Baddrut Tamam mengungkapkan, perubahan tersebut dalam rangka mewujudkan keseragaman, kerapihan dan kewibawaan, serta melestarikan budaya daerah. Ia meminta agar Surat Edaran bernomor 025/043/432.031/2021 tertanggal 1 Februari 2021 yang ditanda tanganinya ditaati oleh seluruh ASN.

“Tidak semuanya berubah, misalnya, pakaian warna khaqi khusus hari senin, kemudian warna hitam putih khusus hari rabu,” kata Baddrut.

Waktu dan jenis pakaian dalam SE tersebut diatur mulai hari Senin hingga Sabtu, namun hari-hari yang bertepatan dengan tanggal 17 diminta untuk menggunakan seragam Korpri.

Untuk hari Selasa Pemkab memberlakukan pakaian adat Madura Pesak/Marlena, hari Kamis seragam para pegawai adalah pakaian Batik tulis motif Pamekasan, dan hari Jumat, para pegawai menggunakan baju koko/muslimah warna putih.

“Untuk hari Sabtu, menggunakan pakaian batik motif Pamekasan bagi perangkat daerah dengan enam hari kerja dan pakaian kopri untuk setiap tanggal 17, atau saat apel bulanan,” ujarnya.

Baddrut mengungkapkan, pakaian sakera marlena dipilih sebagai PDH dengan niatan agar para ASN bisa merakyat. Perubahan PDH itu bertujuan untuk dua hal, pertama untuk melestarikan budaya daerah, serta memberdayakan batik lokal.

“Niatan kita agar para pengrajin batik lokal merasakan imbasnya, sekaligus ajakan mencintai budaya kita,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu pedagang batik lokal asal Desa Toronan Kecamatan Pamekasan, Mashuri mengaku berterimakasih atas kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Kabupaten Pamekasan. Atas kebijakan itu ia berharap agar para ASN khususnya para masyarakat di Kabupaten Pamekasan bisa lebih mencintai budaya lokal.

“Pastinya kalau kami sebagai pedagang batik berharap agar batik kita tetap diminati oleh masyarakat tidak hanya dalam skala lokal tapi hingga nasional,” katanya. (Hasibuddin/adv)

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postingan Populer