POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – Pemerintah Kabupaten Pamekasan bersama Bea Cukai Madura terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas produk lokal di Pamekasan agar tembus di pasar mancanegara. Hal itu tak terlepas dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) senilai Rp 64,5 miliar yang diterima pemkab setempat.
Fungsional Pemeriksa Kantor Bea Cukai Madura, Tesar Pratama menyebut, sebagian DBHCHT di Pamekasan dipergunakan untuk perbaikan dan peningkatan mutu produksi, baik produksi tembakau maupun produksi rokok. Untuk produksi tembakau sendiri digawangi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), sedang peningkatan produksi rokok digawangi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu-Ketenagakerjaan (DPMPTSP-Naker).
“Kalau ada rokok di Pamekasan sampai tembus pasar internasional atau berkelas ekspor, itu pertanda bahwa para pekerja industri rokok dari Pamekasan telah bisa bekerja profesional menghasilkan kualitas ekspor. Dan itu juga bagian dari konsen dari penggunaan dana DBGHCHT,” katanya, Kamis (30/9/2021).
Menurut Tesar, kinerja apik DKPP dan DPMPTSP-Naker Pamekasan dalam merealisasikan DBHCHT patut mendapatkan apresiasi. Pasalnya, salah satu poin kegunaan DBHCHT adalah untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi tenaga kerja agar bisa memproduksi rokok yang berkualitas baik, termasuk diantaranya memenuhi syarat produk ekspor.
“DKPP gencar dengan program peningkatan bahan baku, sedang DPMPTSP Naker mengajari masyarakat memiliki kemampuan produksi rokok linting,” terangnya.
Terkait dengan adanya produk rokok asal Pamekasan yang sudah memenuhi pesanan ekspor, yakni rokok merek Exceed produksi PR Ayunda, Desa Jarin Kecamatan Pademawu, Tesar membenarkannya. Bahkan kini pihak PR Ayunda tengah memproses untuk mendapatkan surat keputusan merek ekspor dari Bea Cukai Madura.
Salah satu pengusaha rokok lokal, Bambang Budianto mengatakan, jika produk rokok miliknya dibawah PR Ayunda, dalam waktu dekat akan segera dieskpor ke Malaysia. Produk rokok dengan merek Exceed itu saat ini menjadi pilihan pengusaha Malaysia dari sekian rokok produk PR Ayunda. Untuk ekspor perdana yang akan dikirim baru 120.000 batang rokok.
“Kita mengutamakan tenaga kerja lokal tidak mengutamakan pakai mesin untuk packingnya, karena kami memang dari awal membuka perusahaan itu untuk membantu meringankan beban Pemkab dalam mengatasi pengangguran,” ungkapnya.
Keberhasilan membuat rokok produk ekspor ini, kata Bambang, tidak lepas bantuan dan pembinaan dari Pemkab Pamekasan dan Kantor Bea Cukai Madura. Menciptakan rokok kualitas ekspor, baik dari kualitas maupun administratifnya tidak sulit. Kantor Bea Cukai Madura banyak membantu kepentingan administrasi, pengurusan merk ekspor. Hal yang sama juga bantuan diberikan Pemkab Pamekasan terkait dengan soal perijinan dan kualitas produk. (Hasibuddin)