Pojoksuramadu.com, BANGKALAN – Mungkin tidak banyak khalayak mengetahui, khususnya warga Kabupaten Bangkalan bahwa di dalam barisan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) terdapat seorang putra daerah terbaik, Mayor Inf Rizal Dwijayanto dengan jabatan Komandan Batalyon (Danyon) 21 Kopassus Grup 2 Sandi Yudha.
Rizal menggantikan Danyon 21 Kopassus sebelumnya, Mayor Inf Supri Siswanto dalam Upacara Serah Terima Jabatan yang dipimpin Komandan Grup 2 Kopassus, Kolonel Inf Sabdono Budi Wiryanto di Lapangan Bhirawa Yudha Grup 2 Kopassus, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (19/10/2022).
Rizal merupakan generasi ketiga asal Kabupaten Bangkalan di lingkungan Kopassus. Ia menyusul Brigjen TNI Novi Helmy Prasetya asal Kota Bangkalan yang menjabat Komandan Gartap Kodam Jaya dan Mayjen TNI Farid Makruf asal Kecamatan Blega yang menjabat Wakil Inspektur Jenderal TNI.
“Ada kebanggaan tersendiri ketika kami berdinas di Kopassus, pasukan elite TNI Angkatan Darat. Kami sering melaksanakan operasi-operasi khusus terhadap sasaran strategis, taktis, dan terpilih,” ungkap Rizal kepada SURYA, Jumat (21/10/2022).
Baca juga : Rekrutmen Panwascam di Bangkalan Dinilai Tak Transparan
Alumnus Akademi Militer di tahun 2006 itu memang asal Bangkalan, dan masuk dalam salah satu pasukan tempur utama milik Indonesia yang sangat diperhitungkan. Karena memiliki kemampuan tri media atau beroperasi di medan laut, darat, dan udara.
Dikutip dari Bulgarian Military, Kopassus termasuk dalam empat pasukan khusus dunia dengan latihan paling ekstrem bersama Navy Seal Amerika Serikat, Special Air Services (SAS) Inggris, dan SASR Australia.
“Sebelum seleksi pendidikan Kopassus selama tujuh bulan di tahun 2008, ada pra latihan komando selama 5 bulan. Jadi total untuk menempuh pendidikan Kopassus selama satu tahun,” jelas suami dari Isabel Marwina itu.
Sebelum menjabat Danyon 21 Kopassus Grup 2 Sandi Yudha, Rizal mengawali jabatan karier sebagai Komandan Peleton (Danton) Kopassus, berlanjut menjadi ajudan atau ADC Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, Letjen TNI H Lodewijk Freidrich Paulus selama dua tahun, 2010-2012.
Alumni SMA Negeri 1 Bangkalan di tahun 2003 itu juga pernah bertugas di Papua di tahun 2012-213, kembali ke Solo sebagai Perwira Seksi Operasi di Batalyon 21, hingga sebagai Kasi Intelijen Grup 2 Kopassus dengan pangkat Mayor.
“Saat di Cijantung pernah menjabat Perwira Pembantu Madya di Intelijen Kopassus,” pungkas peringkat keempat lulusan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) tahun 2020 itu. *