Pojoksuramadu.com – Dalam upaya memperdalam pemahaman tentang identitas budaya Sumatera Utara, Gempara bekerja sama dengan Ikatan Mahasiswa Sumatera Utara (Ikamasu) menggelar acara Diskusi & Kajian.
Untuk tema yang diangkat yaitu “Menggali Lebih Dalam Identitas Sumatera Utara.” Acara ini berlangsung di Café Klasik, Telang, Kamal, Bangkalan, dan dihadiri oleh para mahasiswa.

Menyelami Keberagaman Budaya Sumatera Utara
Diskusi ini bertujuan untuk menggali lebih dalam keanekaragaman budaya Sumatera Utara yang kaya akan tradisi dan adat istiadat dari berbagai etnis, seperti Batak, Mandailing, Karo, Melayu, dan Nias. Para peserta berdiskusi mengenai nilai-nilai budaya yang masih Lestari..
Dalam sambutannya, perwakilan dari Gempara menegaskan bahwa acara ini menjadi langkah penting dalam menjaga identitas budaya masyarakat Sumatera Utara.
“Kita perlu mengenal budaya agar bisa beradaptasi di daerah tersebut. Karena untuk bermasyarakat dan menjalin hubungan dengan suatu daerah, kita harus bisa menghormati dan menghargai budaya dari daerah tersebut,” ujar Moh. Firmansyah selaku ketua umum harian Gempara.
Sementara itu, Ketua Ikamasu, Doan Sammuel Panjaitan, menyampaikan harapannya agar acara ini dapat memberikan dampak positif bagi peserta. “Kami berharap diskusi ini membuat kita lebih tahu gimana kultur atau budaya dari Sumatera Utara.” ungkapnya.
Acara ini berlangsung dengan suasana yang sangat interaktif, di mana para peserta aktif bertukar gagasan mengenai berbagai aspek budaya Sumatera Utara. Pembahasan dimulai dengan topik-topik menarik yang memberikan wawasan mendalam tentang warisan budaya yang masih dilestarikan hingga kini.
Salah satunya adalah tradisi yang masih dipertahankan di Suku Nias, seperti Fahombo (Lompat Batu), Omo Hada (Rumah Adat Nias), Famaulu (Tradisi Gotong Royong), dan Tari Perang Nias. Tradisi-tradisi ini menjadi bukti betapa kuatnya nilai-nilai budaya yang dijaga oleh masyarakat Nias, meskipun zaman terus berkembang.
Salah satu topik yang cukup menarik perhatian adalah mitos Lompat Batu sebagai syarat menikah. Di Nias, terdapat kepercayaan bahwa seorang pria harus mampu melompati batu setinggi dua meter sebagai tanda kedewasaan.
Konon, jika seorang laki-laki tidak bisa melompati batu tersebut, ia dianggap belum siap untuk menikah. Meskipun kini tradisi ini lebih bersifat simbolis dan jarang dilakukan secara langsung, namun tetap menjadi bagian dari budaya yang memikat perhatian banyak orang, termasuk wisatawan.
Pendalaman Diskusi Melalui Tanya Jawab dengan Ketua Ikamasu
Dalam sesi wawancara, Ketua Ikamasu, Doan Sammuel Panjaitan mengungkapkan lebih banyak tentang visi dan tujuan acara ini. Ia menjelaskan bahwa target utama acara ini adalah mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura, terutama generasi milenial dan Alpha, yang kini hidup di era digital, di mana banyak budaya mulai terlupakan.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperluas jangkauan diskusi dan mendapatkan perspektif yang lebih beragam. Jika acara ini sukses, Ikamasu berencana untuk mengadakannya di tempat lain dengan skala yang lebih besar, menjangkau lebih banyak daerah.
Alasan kerjasama dengan Gempara adalah untuk memberikan dampak yang lebih luas dalam pelestarian budaya, karena Ikamasu merasa bahwa mereka belum selesai dengan budayanya sendiri. Untuk memastikan kolaborasi berjalan efektif, mereka membangun komunikasi yang intens dengan tim Gempara, membagi tugas dengan jelas, dan melakukan evaluasi secara berkala.
Pendalaman Diskusi Melalui Tanya Jawab dengan Ketua Pelaksana Gempara. Ketua Pelaksana Gempara, M. Hamdani Saputro mengungkapkan bahwa kontribusi terbesar dalam acara ini datang dari tim internal Gempara dan Ikamasu.
Baca Juga : Gempara Gelar Aksi Berbagi Untuk Masyarakat yang Membutuhkan
Menurutnya, acara ini bisa disebut sukses jika peserta mendapatkan wawasan baru dan merasa terinspirasi untuk melestarikan budaya Sumatera Utara.
Lokasi acara, yaitu Café Klasik, sangat berperan penting karena suasananya yang mendukung diskusi santai namun tetap mendalam. Pemilihan tema yang berkaitan dengan identitas budaya Sumatera Utara bertujuan untuk membangun kesadaran di kalangan anak muda yang sering kali kurang memperhatikan hal ini.
Gempara juga berharap bisa menjadikan diskusi ini sebagai program berkelanjutan, dan mungkin berkolaborasi dalam proyek lain seperti dokumentasi budaya atau pengembangan konten digital.

Kesimpulan dan Harapan ke Depan
Diskusi ini diakhiri dengan deklarasi komitmen bersama untuk terus mendukung dan melestarikan budaya Sumatera Utara. Dengan adanya acara seperti ini, diharapkan semakin banyak anak muda yang memahami dan bangga akan identitas budayanya.
Acara ditutup dengan sesi foto bersama serta diskusi santai yang mempererat hubungan antar peserta. Kolaborasi antara Gempara dan Ikamasu ini diharapkan menjadi awal dari lebih banyak kegiatan serupa di masa depan.
Kontak :
Instagram : gempara.indonesia
Email : punggawagemparaindonesia@gmail.com