POJOKSURAMADU.COM – Benar pepatah yang mengatakan “Dibalik sukses suami, ada peran istri hebat disampingnya”. Dalam ajaran Islam pun demikian.
Tidak sekedar urusan kasur, dapur, dan sumur. Seorang istri harus mampu berperan menggiring kesuksesan suaminya dengan seni yang cerdas berasaskan syariat Islam.
Allah pun dalam firman-Nya menegaskan bahwa “Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karenanya, Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu, maka wanita yang shalihah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tak ada (QS. An-Nisa'[4]:34).
Dr. Muhammad Ali al-Hasyimi dalam buku Syakhshiyyah al-Mar’ah al-Muslimah menuliskan beberapa sifat yang harus dimiliki seorang muslimah sebagai istri yang baik.
1. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya
Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang istri telah menunaikan shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya dan taat pada suaminya, maka akan dipersilahkan kepadanya memasuki surga dari pintu manapun yang ia sukai.” (HR. Ibnu Hibban, Ahmad dan Thabrani, dibenarkan oleh Albani).
2. Seorang Istri Memperlakukan Dirinya Melalui Tiga prioritas.
Aspek ruhani, bagaimana ia mampu membentengi dirinya dengan iman dan akalnya selalu menuntut untuk ilmu pengetahuan. Aspek fisik, bagaimana ia mampu menjaga kebersihan badannya dan menjauhi makanan yang haram. Serta aspek akhlak,bagaimana ia menjaga perilakunya agar tetap sesuai dengan syariat Islam.
3. Patuh Kepada Orang Tua dan Suami
Seorang istri lebih diutamakan untuk patuh kepada suami, Selanjutnya patuh kepada orang tua, Karna pada dasarnya tanggung jawab seorang istri adalah suaminya, Baik itu di dunia ataupun di akhirat.
4. Pendidikan anak
Mendidik anak dengan tarbiyah imaniyah dan khuluqiyah kepada anak sejak dini. Menjadi uswah dan qudwah sejati bagi mereka, memberikan kasih sayang dan mencetak generasi muslim yang kaffah.
5. Menyambung silaturahmi yang dengan keluarga maupun teman
Menyambung silaturahmi adalah upaya untuk menjaga dan mempererat hubungan baik dengan keluarga, teman, atau kerabat, baik melalui pertemuan langsung, komunikasi, atau cara lainnya. Silaturahmi sendiri berasal dari bahasa Arab, “shilaturrahim,” yang berarti menyambung atau menjaga hubungan kekerabatan.
Dalam konteks keluarga, menyambung silaturahmi bisa berarti mengunjungi, menelepon, atau sekadar mengirim pesan kepada anggota keluarga untuk menanyakan kabar atau menunjukkan kepedulian. Sedangkan dengan teman, ini bisa berarti menjaga komunikasi, saling mendukung, atau menghadiri acara-acara penting seperti pernikahan atau ulang tahun.
Menyambung silaturahmi memiliki nilai penting dalam banyak budaya, termasuk dalam Islam, di mana menjaga hubungan baik dengan sesama dianggap sebagai amal yang mulia dan dapat mendatangkan keberkahan. Selain itu, silaturahmi juga membantu menciptakan keharmonisan dan memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat.
6. Berakhlaq karimah dalam lingkungan sosial
Berakhlak karimah dalam lingkungan sosial berarti memiliki perilaku yang baik, sopan, dan mulia ketika berinteraksi dengan orang lain di masyarakat. Akhlak karimah (akhlak mulia) mencerminkan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, kesantunan, dan kepedulian terhadap sesama. Berikut adalah beberapa contoh penerapan akhlak karimah dalam lingkungan sosial:
- Menghormati Orang Lain
Menghargai setiap individu tanpa memandang status, usia, atau latar belakang. Ini termasuk mendengarkan dengan baik ketika orang lain berbicara dan tidak merendahkan mereka. - Bersikap Ramah dan Sopan
Selalu tersenyum, menyapa, dan menggunakan kata-kata yang baik saat berkomunikasi dengan orang lain. Sikap ramah dapat menciptakan suasana yang nyaman dan harmonis. - Menjaga Ucapan dan Tindakan
Menghindari perkataan kasar, fitnah, atau gosip yang dapat menyakiti perasaan orang lain. Selalu berpikir sebelum berbicara atau bertindak agar tidak menimbulkan konflik. - Peduli terhadap Sesama
Membantu orang lain yang membutuhkan, baik secara materiil maupun emosional. Misalnya, menolong tetangga yang sedang kesulitan atau memberikan dukungan moral kepada teman yang sedang mengalami masalah. - Menjaga Hak dan Kewajiban
Menghormati hak orang lain dan menjalankan kewajiban sebagai anggota masyarakat dengan baik, seperti menjaga kebersihan lingkungan, tidak mengganggu ketertiban umum, dan mematuhi aturan yang berlaku. - Bersikap Adil
Tidak memihak atau bersikap diskriminatif terhadap siapa pun. Berusaha untuk berlaku adil dalam setiap situasi, terutama ketika menjadi penengah dalam suatu perselisihan. - Memaafkan Kesalahan Orang Lain
Memiliki sifat pemaaf dan tidak menyimpan dendam. Jika ada kesalahan atau konflik, berusaha menyelesaikannya dengan cara yang baik dan damai. - Menjaga Silaturahmi
Menjalin hubungan baik dengan tetangga, teman, dan kerabat. Misalnya, dengan mengunjungi atau mengundang mereka dalam acara-acara penting. - Menghindari Sifat Sombong dan Iri Hati
Tidak merasa lebih tinggi dari orang lain dan tidak iri terhadap keberhasilan atau kebahagiaan orang lain. Sebaliknya, bersyukur atas apa yang dimiliki dan mendukung orang lain untuk meraih kesuksesan. - Memberikan Contoh yang Baik
Menjadi teladan dalam berperilaku baik, sehingga dapat menginspirasi orang lain untuk juga berakhlak mulia.
Dengan menerapkan akhlak karimah dalam lingkungan sosial, kita dapat menciptakan kehidupan bermasyarakat yang harmonis, penuh kasih sayang, dan saling menghargai. Hal ini juga sejalan dengan nilai-nilai agama dan budaya yang mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama.
7. Sabar, ikhlas, qana’ah dan istiqamah menjadi hal terpenting yang harus tertanam dalam diri seorang perempuan yang baik.
Sabar dalam menjalani kehidupan, Bersikap tenang, dan tidak tergesa-gesa dalam memutuskan sesuatu, ikhlas menjalani pahit manis kehidupan, serta qana’ah dan istiqamah menerima suami dengan keterbatasan dan keadaan ekonomi apa adanya. Hingga istri tidak menuntut apapun di luar kemampuan suami.
Oleh karena itu, peran istri sangatlah penting untuk menunjang kesuksesan suaminya. Tidak hanya suami, bahkan ia sebagai seorang wanita juga berperan dalam menentukan baik tidak nya suatu bangsa.
Seperti syair Arab yang mengatakan bahwa, perempuan adalah tiang negara. Apabila Perempuan nya baik Maka baik pula dan apabila perempuan nya rusak (amoral) maka rusaklah bangsa tersebut.