POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – Pengurus Forum Wartawan Pamekasan (FWP) periode 2021-2024 resmi dikukuhkan, Sabtu (08/01/2022). Acara pengukuhan dipimpin langsung Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Pamekasan, Abd Aziz, di Pendapa Wakil Bupati Pamekasan.
Hadir Bupati Pamekasan yang diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Sigi Priyono, jajaran forkopimda, sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), dan tamu undangan lainnya.
Usai pengukuhan, FWP bersama PWI Pamekasan menandatangani nota kesepahaman terkait forum kajian khusus pers dan hoaks. Kegiatan yang akan dimulai pada 2022 mendatang ini akan digelar di Gedung Pusat Studi Pers Kantor FWP Pamekasan Jalan Ronggosukowati No 14. Adapun beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan diantaranya,
1. Kajian Jurnalistik Berkala Setiap Bulan dengan sasaran peserta; LPM seluruh kampus di Madura, Siswa se Madura dan masyarakat umum.
2. Narasumber atau pemateri dari unsur PWI yang ditugaskan oleh Ketua PWI atau dari pengurus FWP yang ditugaskan oleh Ketua FWP.
3. Kegiatan ini akan digelar rutin selama satu periode 2021-2024.
4. Kerja sama FWP dan PWI bersifat mengikat. Setiap pemateri akan mendapatkan honor layak baik dari unsur PWI atau FWP.
5. Ketua PWI sebagai salah satu pemateri atau pengarah utama dalam kegiatan ini.
Ketua FWP periode 2021-2024, Ongki Arista Ujang Arisandi, mengatakan, ada dua agenda penting yang digelar oleh FWP periode 2021-2024. Pertama pengukuhan dan penyerahan tugas pengurus baru, kemudian dilangsungkan dengan peluncuran yang bertolak ke gedung studi pers di Jalan Ronggosukowati.
Menurutnya, acara pengukuhan ini sebagai bentuk simbolis dari pengurus lama kepada pengurus baru. Ia berharap para wartawan nantinya bisa menjadi mitra pemerintah dalam menyampaikan informasi, baik yang sifatnya apresiasi atau kritik transformatif.
Ia juga menegaskan, gedung studi pers dan hoaks adalah cara wartawan dalam menjaga hubungan komunikasi dengan pejabat pemerintah untuk ikut andil mengawal demokrasi dan pembangunan. Ke depan kata dia, gedung ini akan jadi studi dan konsultasi masyarakat untuk berkonsultasi soal perkembangan dan isu-isu yang berkembang.
“Wartawan dan pemerintah ini ibarat murid dan guru, artinya murid tidak akan bertingkah buruk, jika tidak karena perilaku guru. Begitu juga, berita yang dihasilkan wartawan merupakan serangkaian wawancara yang didapatkan dari narasumber pejabat,” tegasnya.
Kemudian, sambung dia, persoalan lain timbul akibat narasumber yang ingin diajak komunikasi terkadang mengedepankan masalah materi. Padahal kata dia, berita akan tambah buruk jika narasumber sulit merespons akses komunikasi wartawan, dari pada narasumber hanya sibuk untuk memberi uang amplop kepada wartawan.
“Kita tidak butuh uang, kita hanya butuh keterangan dan akses komunikasi dari narasumber,” terangnya.
Ketua PWI Pamekasan, Abd Aziz, meminta para wartawan bisa menyampaikan berita yang aktual dan faktual. Sebab, menyampaikan informasi yang sesuai fakta merupakan kewajiban bagi setiap wartawan serta merupakan sesuatu yang fundamental. Untuk itu, Aziz menyarankan agar setiap narasumber bisa bersikap terbuka kepada wartawan agar tak ada kesan buruk terhadap pemerintah.
“Keterbukaan itu akan menekan upaya yang tidak baik ke arah yang baik, untuk itu pemerintah dan wartawan harus bermitra dengan baik” terangnya.
Aziz juga mengapresiasi keberadaan studi pers dan hoaks di Pamekasan. Ia menilai, keberadaan gedung tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk mengedukasi masyarakat agar bisa membedakan antara informasi yang sesuai fakta dengan hoaks.
“Hoaks saat ini bisa dikatakan sebagai penyakit kronis yang bisa menyebabkan rusaknya demokrasi,” terang Aziz.
Sementara itu, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam yang diwakili Asisten I Bidang Pemerintahan Sekkab Pamekasan Sigit Priyono menyambut baik kegiatan pengukuhan dan gagasan peluncuran gedung studi pers. Sigit berharap mitra dengan pemerintah dapat dieratkan sebab berita cukup berpengaruh.
Satu berita kata dia, bisa mengubah minset banyak publik. Sehingga Sigit meminta agar wartawan bisa memberikan berita yang edukatif.
“Kalau perang pasukannya satu lawan satu, tapi tidak dalam masalah berita. Berita hadapannya dengan banyak pembaca,” ujarnya. (Hasibuddin)