POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – Nama Akhmad Zaini mulai dibicarakan publik pamekasan sejak dirinya berhasil membawa nama Perpustakaan Daerah (kini sudah menjadi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan) meraih penghargaan mulai dari tataran regional hingga nasional tiga tahun silam.
Lewat sentuhan lembutnya, DPK Pamekasan mampu menggandeng perpuseru sebagai mitra dalam mengembangkan dunia literasi di pamekasan. Meski posisinya sempat digeser dari Kepala Perpustakaan menjadi Sekretaris DPK, ia pun tak pernah merasa menyerah.
Bukti nyatanya, saat ini DPK mampu meningkatkan layanan dan akses masyarakat sehingga membuat perpustakaan dibanjiri oleh pengunjung dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya.
“Jabatan adalah amanah, dan semangat mengabdi jangan pernah berhenti” ujarnya sembari senyum saat dikunjungi oleh PojokSuramadu.com, di kantornya.
Alumnus Universitas Madura dan Unisma Malang itu, saat ini sedang menjabat sebagai Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kabag Kesra) Setda Kab Pamekasan. Selain itu, ia juga sebagai salah satu pengurus dari Dewan Pendidikan di Pamekasan, Dosen di FKIP UNIRA, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bakti (STIEBA) Pamekasan, serta beberapa perguruan tinggi lainnya.
Nama Zaini bahkan ada dalam 3 terbaik dari Calon Pelamar Kepala Dinas Pendidikan. ia meraih nilai tertinggi dari dua orang pelamar lainnya.
“latar belakang saya memang dunia pendidikan, keluarga saya pun memang ada di dunia pendidikan” katanya.
Ditanya mengenai dunia pendidikan di Kabupaten berslogan Gerbang Salam ini, Suami dari Kurriah ini, menyebut saat ini Pamekasan sedang dipimpin oleh dua sosok yang sama sama memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan dunia pendidikan.
Ia menyebut saat ini pendidikan di pamekasan sudah mulai bergerak kearah maju karena adanya sinergitas dari dua hal. Pertama, Pemimpin pamekasan mempunyai gairah untuk memajukan pendidikan dan menjadikannya sebagai sebagai salah satu sektor prioritas” katanya.
Selain itu, lanjutnya, ada keinginan para pakar pendidikan, kepala sekolah, dan para guru yang juga memiliki keinginan yang sama.
“Misalkan adanya beberapa prestasi yang diraih dan kebijakan pemerintah seperti memberikan beasiswa santri dan beberapa program lainnya,” kata Zaini.
Terakhir zaini menyebut jika dinilai secara umum, maka pendidikan akan maju jika sudah ada dua hal, yakni Pemerataan Akses dan Pemerataan Mutu. Pemerataan akses, artinya pendidikan harus dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, dan Pemerataan Mutu artinya pendidikan harus berkualitas.
“Pemerataan mutu tanpa pemerataan akses itu ketidak adilan, sedang pemerataan akses tanpa pemerataan mutu itu membiarkan kebodohan” Pungkasnya. (sib/ah)