POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – Pemerintah Desa Pagendingan Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Maksyarakat (PPKM) skala mikro untuk warga Desa setempat.
Kades Pagendingan, Rahmawati mengatakan kebijakan tersebut ditempuh untuk menekan penyebaran Virus Corona (Covid-19)khususnya di Desa Pagendingan. Ia meminta aturan perihal PPKM bisa diikuti oleh seluruh warga Desa Pagendingan.
“Kita menginginkan agar Desa ini tidak ada warga yang terpapar, sehingga upaya pencegahan harus gencar dilakukan,” ujarnya.
Selain itu, lulusan Universitas Madura ini menekankan, pentingnya PPKM mikro juga untuk membangun kesadaran masyarakat Desa Pagendingan tentang betapa pentingnya mematuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 5 M, yaitu, memakai masker, menghindari kerumunan, menjaga jarak, mencuci tangan, dan membatasi mobilisasi serta interaksi.
“Sebisa mungkin, jika tidak dalam keadaan terdesak maka silakan berdiam di rumah,” ujarnya.
Perempuan yang juga sebagai ketua Ikasa Galis ini menekankan, pihaknya akan memeriksa orang yang berasal dari luar Desa Pagendingan seperti pengecekan suhu tubuh.
“Adapun pecegahan dilakukan supaya masyarakat tidak terpapar virus corona dan penanganannya dilaksanakan apabila ada warga yang memiliki gejala,” tutupnya.
Untuk diketahui, dalam penerapan PPKM di Desa Pagendingan, Kades Pagendingan melibatkan seluruh stake holder, serta berkordinasi dengan TNI-Polri melalui Babinsa dan Babinkamtibmas setempat.
Sementara itu, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam mengatakan, kebijakan pemberlakuan (PPKM) skala mikro sesuai dengan Instruksi Mendagri Nomor 3 Tahun 2021 tentang PPKM Mikro dan Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 189/59/KPTS/013/2021 Tentang PPKM berbasis Mikro dan pembentukan posko penanganan Covid 19 ditingkat desa/kelurahan di Provinsi Jatim.
“Tentang PPKM skala mikro sesuai dengan keputusan Pemerintah Pusat dan Pemprov Jatim, kita akan menjalankannya secara optimal,” katanya.
Dalam pemberlakukan itu, menurut bupati, pihaknya akan lebih memasifkan lagi kampung tangguh dan beberapa model pendekatan lain yang disesuaikan dengan kearifan lokal masyarakat setempat.
“Kita akan lebih memasifkan lagi kampung tangguh dan beberapa model pendekatan lain yang tetap menggunakan lokal wisdom yang kita miliki dengan berbasis kebudayaan dan nilai lokal yang ada di masing-masing desa,” ungkapnya. (Hasibudin)