POJOK SURAMADU

#Inspirasi For You

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

Wisata

Bisnis

Pendidikan

Keislaman

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

RKH. Fuad Amin Sosok Bapak Pembangunan di Bangkalan

RKH. Fuad Amin Imron wafat di Rumah Sakit Sutomo Surabaya, Jawa Timur, Senin (16/9/2019) dalam usia 71 tahun. Beliau RKH.Fuad Amin Imron adalah cicit dari inisiator pendiri NU, Yaitu Syaichona Kholil, Bangkalan.

Pengaruh RKH.Fuad Amin Imron di Bangkalan memang sangat kuat. Ia merupakan representasi dari kalangan kiai, kaum priayi, sekaligus blater (jawara). Tiga unsur inilah yang menjadi simbol kekuatan dalam kehidupan masyarakat Madura.

Dikutip dari buku Menabur Kharisma Menuai Kuasa (2004) karya Abdur Rozaki, blater adalah komunitas sosial yang memiliki kebiasaan atau adat yang menunjukkan identitas sosial.

RKH.Fuad Amin Imron berasal dari keluarga kiai dan priyayi, namun, tulis Abdur Rozaki lewat artikel bertajuk “Sosial Origin dan Politik Kuasa Blater di Madura” dalam kyotoreview.org, secara sosial ia dibesarkan oleh tradisi blater.

Posisi ini membuatnya memiliki pengaruh di dua komunitas terbesar di Madura di antaranya adalah ulama dan blater.

Memulai Karirnya di Dunia Politik

RKH. Fuad Amin merintis kehidupan politik bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sejak 1990. Saat itu, memang hanya PPP satu-satunya partai politik berhaluan Islam.

Pada 1996, ia menjadi Ketua DPC PPP Bangkalan menggantikan ayahnya, Kiai Amin Imron. Kiai Amin Imron dikenal sebagai tokoh PPP berpengaruh di Madura semasa Orde Baru.

Dikutip dari Sang Pemimpin: 10 Tahun Kepemimpinan RKH Fuad Amin Imron yang disusun Nico Ainul Yaqin dan kawan-kawan, Fuad Amin mengakui bahwa sang ayah adalah orang yang memperkenalkan dirinya dengan politik praktis.

Pasca-Reformasi 1998 yang menumbangkan rezim Soeharto, muncul banyak partai politik baru, salah satunya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang digagas oleh tokoh-tokoh NU termasuk Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Fuad Amin berada di persimpangan jalan, apakah tetap di PPP melanjutkan kiprah ayahnya, atau pindah ke PKB yang menampilkan Gus Dur selaku tokoh sentral NU kala itu.

Oleh Gus Dur, dikutip dari Radar Madura, Fuad Amin ditawari menjadi pengurus DPP PKB di jajaran Dewan Syuro. Ia pun akhirnya meninggalkan PPP untuk bergabung dengan PKB. Bersama PKB, Fuad Amin melenggang ke Senayan sebagai anggota DPR/MPR.

Ketika PKB mengalami perpecahan internal pada 2001 dengan munculnya dua versi antara kubu Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Matori Abdul Djalil, Fuad Amin tentu saja mendukung kubu Gus Dur.

Dengan kelihaiannya, Fuad Amin langsung membentuk pengurus tingkat kabupaten untuk PKB. Sejak aktif di PKB, hubungan RKH Fuad Imron dengan Gus Dur semakin dekat.

Hingga akhirnya, dia terpilih sebagai anggota DPR RI pada Pemilu 1999 serta menjadi bupati Bangkalan selama dua periode sejak 2003–2013.

Terpilihnya Menjadi Bupati Bangkalan

Terpilihnya Ra Fuad sebagai bupati Bangkalan merupakan fenomena tersendiri kala itu. Sebab, dia merupakan tokoh yang kali pertama meretas kebuntuan politik dalam tradisi kepemimpinan birokrasi pemerintahan selama bertahun-tahun. Semula dari unsur birokrasi dan militer. Lalu, ke kalangan pesantren.

Selama menjabat bupati Bangkalan, RKH Fuad Amin banyak membangun fasilitas umum :

  1. Jembatan Tol Suramadu
  2. Stadion Gloran Bangkalan
  3. Pusat Perbelanjaan Bangkalan Plaza
  4. Gedung Serba Guna rato Ebu
  5. Rumah Sakit Syamrabu
  6. Museum Cakraningrat
  7. Masjid Martajasah

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postingan Populer