Pada Selasa, 12 November 2024, tiga mahasiswi dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melaksanakan kegiatan sosialisasi dan validasi produk olahan daun kelor di Kantor Kepala Desa Tajungan, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan.
Kegiatan ini adalah bagian dari Output program kewirausahaan INBIS UTM yang bertujuan mengembangkan kewirausahaan atau usaha yang dimiliki oleh para peserta.
Acara tersebut diadakan untuk memperkenalkan produk camilan sehat berbahan inovasi tambahan bahan pangan lokal daun kelor kepada para ibu dan balita, serta untuk mendapatkan masukan langsung dari masyarakat mengenai penerimaan dan kesesuaian produk tersebut.
Kegiatan berlangsung dari pukul 9.45 hingga 11.00 WIB dan diawali dengan agenda utama Posyandu yang rutin dilaksanakan oleh para kader Posyandu dan bidan setempat.
Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada ibu dan anak.
Sebagai bagian dari program MBKM, mahasiswi yang tergabung dalam kelompok kewirausahaan (KWU) ini memanfaatkan kesempatan atau menyelingi kegiatan tersebut untuk memperkenalkan produk olahan daun kelor yang mereka kembangkan dalam bentuk camilan sehat, seperti cookies daun kelor yang bernama moringa boost.
Selama acara, mahasiswa memberikan penjelasan dan berbagi pengalaman mereka mengenai berbagai manfaat dan kandungan nutrisi yang terdapat dalam daun kelor. Moringa, atau daun kelor, dikenal sebagai salah satu superfood yang kaya akan vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Daun kelor memiliki kandungan kalsium yang lebih banyak dari pada susu, lebih banyak zat besi dari pada bayam, lebih banyak protein daripada pisang. Daun kelor mengandung sejumlah asam amino dan flavonoid.
Asam amino yang terkandung diduga dapat meningkatkan sistem imun, hal tersebut dapat meningkatkan kekebalan tubuh anak dan akan bisa membantu tubuh untuk melawan bakteri biasa, sedangkan flavonoid berfungsi sebagai antioksidan yang mampu menjaga terjadinya oksidasi sel tubuh, kandungan flavonoid dapat mencegah peroksidasi lemak (Widowati, 2014).
Selain itu melalui kegiatan ini, mahasiswa berusaha mengedukasi para peserta Posyandu tentang keunggulan produk olahan daun kelor yang mereka kembangkan dan bagaimana produk tersebut bisa menjadi alternatif camilan sehat untuk keluarga.
Selain memberikan wawasan tentang manfaat daun kelor, mahasiswa juga memberikan sampel produk olahan daun kelor yang mereka buat untuk dicicipi oleh ibu-ibu yang hadir dan dibagikan secara gratis.
Para peserta diberikan kesempatan untuk memberikan feedback langsung mengenai rasa, kemasan, harga dan aspek lainnya yang mereka anggap penting dalam memilih camilan sehat. Untuk mempermudah pengumpulan masukan, mahasiswa menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada para ibu yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penerimaan masyarakat terhadap produk olahan daun kelor yang jarang ditambahkan dalam makanan olahan modern.
Dan juga camilan sehat berbahan tambahan daun kelor ini dapat menjadi pilihan alternatif yang lebih baik camilan rendah gula dan bebas gluten dibandingkan dengan camilan olahan lainnya yang sering kali mengandung bahan pengawet atau pemanis buatan.
Menurut salah satu mahasiswi yang terlibat dalam kegiatan ini, “Kami sangat terbantu dengan adanya para kader Posyandu dan bidan di sini yang mendampingi kegiatan ini. Dengan dukungan mereka, ibu-ibu bisa lebih terbuka dan antusias dalam memberikan pendapat tentang produk kami.”
Dukungan dari kader Posyandu dan bidan setempat sangat penting, mengingat mereka sudah memiliki hubungan yang paling erat dan mempunyai relasi dengan masyarakat dan dapat membantu menyampaikan pesan serta informasi dengan lebih efektif. Kehadiran para kader dan bidan juga memberikan rasa aman bagi ibu-ibu yang hadir untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosialisasi dan validasi produk tersebut.
Para mahasiswi berharap bahwa melalui kegiatan ini, produk olahan daun kelor dapat semakin dikenal, dapat memenuhi kebutuhan ibu-ibu yang ingin memberikan camilan sehat yang bergizi untuk anak-anak mereka, dan berharap agar produk tersebut dapat dipasarkan lebih luas.
Salah satu tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan umpan balik yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas produk agar lebih dapat diterima dan sesuai kebutuhan pasar atau konsumen.