POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – Kepergian Wakil Bupati Pamekasan Raja’e menyisakan duka mendalam bagi masyarakat pamekasan, tak terkecuali bagi kalangan jurnalis yang bertugas di Kabupaten berslogan Gerbang Salam.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan Abd Aziz mengaku jika mayoritas jurnalis di Pamekasan kehilangan sosok yang terbuka dan familiar dengan siapapun, sederhana, Istiqomah, disiplin dan mengayomi itu.
Dalam bidang keagamaan, kata Aziz, Rajae memiliki pemikiran yang inklusif. Meski dibesarkan di sebagian besar kelompok organisasi keagamaan Syarikat Islam, tapi pergaulan Raja’e dengan kelompok Nahdlatul Ulama juga diterima dengan baik. Demikian juga dengan ormas keagamaan lainnya seperti Muhammadiyah, Hidayatullah dan Al-Irsyad.
“Dia sosok yang terbuka, mulai dari sebelum hingga saat menjabat sebagai wakil bupati,” ujarnya.
Dalam urutan dengan media di lingkungan Pemkab Pamekasan, Aziz menillai jika Wabup Raja’e mampu menempatkan dan memerankan dirinya dengan baik, karena yang bersangkutan berpegang pada prinsip “Jangan sampai ada matahari kembar di jagat yang sama”. Raja’e memerankan mitra yang seharusnya dan menempatkan dirinya sebagai urutan kedua, serta mampu menjalankan tugasnya mendampingi Bupati Badrut Tamam selama 2 tahun 3 bulan.
“Kemampuan memerankan diri almarhum dalam tata kelola pemerintahan di lingkungan Pemkab Pamekasan mendampingi Bupati Baddrut Tamam ini yang membuat hubungan kedua tetap harmonis, sehingga upaya untuk mengadu domba oleh sebagian oknum mampu teratasi dengan sempurna,” kata Aziz.
Selain itu, Ia menilai kekuatan dukungan arus bawah melalui basis desa dicoba diarahkan semaksimal mungkin untuk diarahkan ke hal-hal yang positif, yakni mengajak para pendukungnya untuk mengerti akan peran yang harus dilakukan melalui sudut pandang ketentuan perundang-undangan yang berlaku, azaz manfaat kepada kepentingan umum yang lebih mendesak dan menjadi sekala prioritas dari hasil kesepakatan forum.
“Bisa kita lihat dari insfrastruktur jalan menuju rumah kediamannya di Desa Bujur Barat. Sebagai wakil bupati, bisa saja yang bersangkutan meminta, atau bahkan menginstruksikan agar perbaikan jalan poros dari Pamekasan menuju Bujur didahulukan. Tapi tidak ia lakukan,” katanya.
Kenangan bersama Raja’e juga dirasakan oleh Ketua Forum Wartawan Pamekasan, Dedy Prianto. Menurutnya, Raja’e merupakan sosok yang mampu meredam segala kritikan kepada Pemerintah Kabupaten Pamekasan, khususnya kritikan yang justru berujung pada makian. Raja’e mampu memainkan perannya dalam menjadi penyeimbang selama masa baktinya mendampingi Bupati Baddrut Tamam.
“Sosok yang ramah baik dan tidak pernah membedakan satu sama lainnya, kalau kita ingin konfirmasi, selalu ditanggapi,” ujar pria yang juga kontributor di salah satu TV Nasional itu.
Ketua Aliansi Jurnalis Pamekasan, Miftahul Arifin, menilai jika sosok Raja’e merupakan orang yang penyabar, merakyat, tetap sederhana, tentunya tidak pernah menjadikan jabatan sebagai jarak untuk bersama. Menurut pria yang akrab disapa Ipin ini, Raja’e mudah menjalin keakraban dengan para insan pers tanpa memandang dari media manapun.
“Itu yang membuat almarhum bisa dikenang sedemikian banyaknya warga pamekasan, bukan hanya karena jabatannya melainkan karena sosoknya yang kharismatik,” tutup Ipin.
Kenangan serupa dilontarkan Ketua Jurnalis Center Pamekasan, Mulyadi. Bagi dirinya, Raja’e pemimpin yang ramah dan yang tidak mau berkomentar dan melangkahi atasannya, lebih-lebih jika persoalanya berkaitan dengan isu sensitif. Raja’e sebagai Wabup yang bisa mengimbangi aktivis dan media di Pamekasan.
“Hal itu tak lepas dari backgroundnya dia yang tumbuh dan besar di Pamekasan, dan bagi orang-orang di wilayah pantura, Raja’e itu juga sebagai pimpinan sekaligus ayah,” ujarnya.
Ketua Paguyuban Insan Jurnalis Pamekasan, Sujak Lukman mengatakan, kepergian Raja’e, Kamis (31/12/2020) lalu, sempat membuat kaget beberapa wartawan di Pamekasan. Pasalnya, Raja’e sempat dikabarkan sembuh dari Covid-19 dan bisa berkumpul bersama keluarganya, tepat pada awal tahun.
“Susah mencari sosok yang seperti beliau yang mampu akrab dengan siapa saja,” kenangnya. (Hasibuddin)