POJOKSURAMADU.COM, Bangkalan – Persoalan sampah di Kabupaten Bangkalan terus berlanjut. Pasalnya, warga Desa Buluh Kecamatan Socah melakukan penyegelan terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang ada di Desa tersebut. Jum’at (21/02/20) sekitar pukul 13:00 tadi siang.
Penutupan TPA sapah itu merupakan tindak lanjut dari aksi demonstrasi yang dilakukan warga setempat ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangakalan pada Kamis (20/02/20) kemarin.
Tak puas melakukan penyegelan terhadap TPA, sekitar pukul 16:00 WIB, Masyarakat setempat kembali melayangkan protes dengan mendatangi Pendopo Agung Pemerintah Kabupaten Bangkalan untuk meminta pertanggungjawaban Bupati guna menyesuaikan persoalan sampah tersebut.
Menghadapi amarah warga yang sudah diujung tanduk, Bupati Bangkalan RKH Abdul Latif Amin Imron, beserta forkopimda, DPRD, dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait mengelar pertemuan mendadak di pendopo Agung membahas masalah tersebut dengan sejumlah tokoh perwakilan Desa Buluh.
Dalam pertemuan tersebut, Ra Latif meminta masyarakat Desa Buluh untuk lebih bersabar dan membuka TPA kembali, sebab, jika tetap ditutup tidak ada lagi tempat pembuangan sampah cadangan yang dimiliki Pemkab Bangkan. “Saya atas nama Bupati Bangkala mohon agar TPA dibuka,” ucap dia dihadapan para tokoh masyarakat Desa Buluh yang beraudensi.
Mantan wakil DPRD Kabupaten Bangkalan periode 2014-2019 itu berjanji, pihaknya akan mencarikan solusi terbaik untuk menangani masalah tersebut. “Secepatnya akan kami selesaikan, kami akan datangkan alat berat,” janjinya.
Selain itu, ia juga memberikan teguran keras terhadap kepala DLH Bangkalan Hadari, selaku OPD yang bertanggung jawab dalam menangani pengelolaan sampah di Kabupaten Bangkalan. “Harusnya lebih tanggap, kalau ini ditutup lebih dari tiga hari, sampah mau dibuang kemana, ini bisa memperburuk cintra Kabupaten Bangkalan,” paparnya.
Di sisi lain, kepala DLH Bangkalan Hadari tidak menampik kegagalan pihaknya dalam mengelola sampah yang ada di Bangakalan, sebab tidak ada solusi konkrit untuk meredam amarah warga. “Kami tidak punya TPA cadangan, jadi persoalan ini apa kata pimpinan daerah, saya menunggu perintah,” ujarnya.
Sementara itu koordinator aksi penyegelan TPA Buluh Oktavian mengatakan, pihaknya tidak puas dengan hasil audensi yang dilakukan, sebab tidak ada solusi yang didapat. “Jawabannya tetap sama, hanya janji-janji,” katanya.
Oktavian menuturkan, masyarakat Desa Buluh sudah muak dengan janji-janji yang diberikan pemerintah daerah, jika tetap tidak ada solusi dalam menangani pengelolaan bsampah di TPA Buluh, pihak tetap akan menyegel tempat tersebut.
“Kalau tidak datang dengan alat berat yang dijanjikan, TPA tetap akan kami tutup, bagaimanapun caranya, karena bagi kami hanya itu solusi terbaik, kami sudah tidak tahan dengan bau busuk sampah,” tegas Oktavian. (zai/wid)