Tanjung Kima, Sangkapura (8/8/24) – Degradasi kualitas masyarakat memiliki pengaruh yang besar terhadap pembangunan suatu daerah yang didasarkan atas berbagai aspek. Taraf kualitas sumber daya manusia yang ada pada suatu daerah berperan penting dalam pengembangansosial masyarakat, taraf ekonomi, hingga pengentasan permasalahan kemiskinan agar selaras dalam perkembangan negara.
Dusun Tanjung Kima, Desa Kumalasa, Kecamatan Sangkapura terletak di Pulau Bawean yang masih dalam satu regional dengan Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur berjarak sekitar 153 km dengan Kabupaten Gresik. Letak yang jauh dan dilintasi oleh lautan memerlukan transportasi khusus untuk dapat menuju ke Pulau Bawean tersebut seperti menggunakan KM Bahari Ekspress yang ada di Pelabuhan Gresik maupun KMP Gili Iyang.
Tidak jarang pada beberapa musim pasang air laut menimbulkan terhambatnya mobilisasi masyarakat untuk dapat mengakses kebutuhan pokoknya yang biasanya diperoleh dari Pulau Jawa sehingga menyebabkan kenaikan harga bahan pokok yang ada di Pulau Bawean. Tidak jarang prevalensi ini memantik kemunculan permasalahan lain seperti pengaruhnya terhadap pemenuhan kebutuhan akan tercapainya pendidikan yang layak dan sarana kesehatan yang memadai bagi masyarakat setempat.
Lentera Cakrawala Nusantara dalam programnya Lencana Mengabdi #1 melaksanakan program pengabdian masyarakat yang berfokus di bidang pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. Pulau Bawean khususnya di Dusun Tanjung Kima dipilih sebagai salah satu lokasi pelaksanaan program kerja karena memiliki potensi yang besar dalam menyelaraskan program kerja tersebut agar berjalan secara maksimal apalagi dengan melihat kondisi sosial masyarakat di Dusun Tanjung Kima yang memiliki potensialitas tinggi untuk ditingkatkan kualitas sumber daya manusianya baik di taraf pendidikan maupun umum.
Pada ekspedisi pertamanya, Lentera Cakrawala Nusantara memberangkatkan 10 delegasi beserta panitia yang berasal dari seluruh Indonesia meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Bali termasuk civitas akademik maupun delegasi umum dari suatu instansi. “Pemilihan lokasi pengabdian Lencana Mengabdi #1 didasarkan atas tujuan atau goals utama kami yang memang akan bergerak khususnya untuk daerah yang masih masuk dalam regional 3T termasuk Pulau Bawean (berdasarkan penuturan Roro Esti, anggota komisi VII DPR RI) yang mayoritas masyarakatnya kesusahan dalam mengakses berbagai informasi dan sarana prasarana yang selaras dengan yang ada di Jawa,” tutur Bianca atau akrab disapa Bibi sebagai founder dari Lentera Cakrawala Nusantara.
Pengabdian yang dilakukan dalam program Lencana Mengabdi #1 dimulai dari tanggal 23 Juli 2024 hingga 28 Juli 2024 dengan beberapa program kerja khusus seperti MCU (Medical Check Up), bersih desa, sekolah pesisir, edukasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), edukasi gizi seimbang, pulau organik, pasar kaget, penanaman refugia, dan eksplore wisata lokal.
Dalam realisasinya pelaksanaan program kerja yang telah disusun dengan matang ini tentunya bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan Maarif NU MINU 25 Kumalasa IV Desa Kumalasa, Kecamatan Sangkapura serta masyarakat setempat Dusun Kumalasa.
Kegiatan dibuka pada tanggal 23 Juli 2024 di MINU 25 Kumalasa IV yang dihadiri oleh Kepala Dusun Tanjung Kima, Kepala Sekolah, founder, panitia, serta delegasi Lencana Mengabdi #1 pasca kedatangan delegasi di Dusun Tanjung Kima.
Kepala Sekolah MINU 25 Kumalasa IV mengungkapkan bahwa ia sangat berharap kegiatan yang diselenggarakan dapat membuka pola pikir anak-anak, bermanfaat khususnya dalam peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat yang masih sangat kurang bahkan di taraf menjaga kebersihan diri sendiri.
Selain disambut dengan hangat oleh Kepala Sekolah MINU 25 Kumalasa IV, Kepala Dusun Tanjung Kima turut menyambut dengan baik dan ingin memberikan kenyamanan tercipta terutama untuk delegasi sebagai pendatang dari luar yang secara sosio kultur memiliki perbedaan jauh dengan adat maupun perilaku masyarakat yang ada di Dusun Tanjung Kima.
Program kerja mulai dilaksanakan pada hari kedua hingga ke enam sekaligus mengeksplor pariwisata daerah di Pulau Bawean. Selain disambut hangat oleh pimpinan dusun dan sekolah, masyarakat setempat juga turut menyambut dan memiliki antusiasme yang tinggi terhadap pelaksanaan program kerja.
Dukungan dari stakeholder dan masyarakat yang tinggi serta lokasi pengabdian yang dekat dengan pesisir juga menjadi alasan dilaksanakannya program pengabdian ini di Dusun Tanjung Kima.
Beberapa program besar yang mendapatkan penerimaan yang besar oleh masyarakat diantaranya program yang bergerak di bidang kesehatan seperti medical check up baik pada anak-anak MINU 25 Kumalasa IV maupun masyarakat Dusun Tanjung Kima yang belum ada fasilitas kesehatan dari pemerintah pada daerah tersebut akibat jarak dusun dengan puskesmas daerah sekitar 30 hingga 40 menit melewati hutan-hutan, pelatihan pembuatan eco-enzyme yang mendapatkan tanggapan baik karena masyarakat sekitar masih sangat awam dengan pemanfaatan limbah organik untuk dimanfaatkan lebih lanjut seperti untuk pupuk organik cair maupun kompos bahkan masyarakat meminta dilakukan pelatihan lanjutan pada tiap daerah di Dusun Tanjung Kima, serta sekolah pesisir peningkatan dan sosialisasi mental health dalam pembangunan kepercayaan diri anak-anak di Dusun Tanjung Kima dengan melibatkan elemen pendidikan dan partisipasi MINU 25 Kumalasa IV.
Ibu Ina salah satu masyarakat di Dusun Tanjung Lima sekaligus berperan sebagai guru di Taman Kanak-Kanak Dusun Tanjung Kima menuturkan bahwa pengabdian yang dilaksanakan pada program Lencana Mengabdi #1 sudah sangat membantu terutama dibidang pendidikan. Ia berharap program kerja dan pengabdian ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat secara maksimal seperti ibu-ibu muslimat hingga karang taruna karena program yang dilaksanakan sangat bermanfaat bagi masyarakat. “Saya mewakili masyarakat di Dusun Tanjung Kima mengucapkan beribu terimakasih pada teman-teman Lentera Cakrawala Nusantara semoga di kegiatan selanjutnya terus bermanfaat, selalu semangat, dan semoga dapat menebar kebaikan dan manfaat kepada sesama”, tuturnya.
Pada akhir pelaksanaan program kerja, dilanjutkan dengan eksplorasi eksotisnya pariwisata yang ditawarkan di Pulau Bawean yang terkenal dengan Pulau Putri. Eksplorasi pariwisata ini dimulai dengan mengunjungi Pantai Teteh, Pantai Tanjung Ghe’en, Pantai Somor-somor, serta Gili Noko sekaligus snorkeling dan closing party di Gili Noko.
Eksotisnya sektor pariwisata yang ada di Pulau Bawean ini belum mendapatkan prioritas yang maksimal dari pemerintah daerah maupun provinsi untuk menyebarluaskan dan mempromosikan sektor ekonomi dan pariwisata Pulau Bawean. Sayangnya, di Pulau ini belum ada pengolahan limbah secara terpadu baik itu limbah rumah tangga maupun industri.