Jakarta – Nama Yai Mim, mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, tengah menjadi sorotan publik setelah video dan kisahnya viral di media sosial. Sebelumnya, banyak netizen yang menilai Yai Mim bersikap tidak toleran terhadap lingkungannya. Namun, fakta terbaru justru menunjukkan sebaliknya.
Menurut informasi yang beredar, permasalahan sebenarnya bukan berasal dari Yai Mim, melainkan dari tetangga di kompleknya yang menjalankan bisnis rental mobil dengan jumlah armada mencapai lebih dari 100 unit. Usaha tersebut dijalankan di kawasan pemukiman yang jalannya sempit, sehingga menimbulkan kemacetan dan keresahan warga sekitar.
“Kalau di Jakarta saja ada peraturan yang melarang usaha komersial di area pemukiman, apalagi rental mobil dengan ratusan unit,” ujar salah satu warganet dalam komentarnya.
Baca juga : Bahlil Lahadalia, Menteri Kontroversial yang Jadi Sorotan Publik
Diketahui, mobil-mobil milik sang tetangga kerap diparkir di jalanan komplek, bahkan di depan rumah warga lain. Tak jarang, kendaraan tersebut dinyalakan setiap hari sehingga menimbulkan polusi dan kebisingan, terutama dari mobil bermesin diesel seperti Fortuner dan Innova.
Kondisi ini membuat banyak warga merasa terganggu. Akibatnya, persepsi publik terhadap Yai Mim kini berubah. Netizen yang sebelumnya mengkritik, justru kini mendukung langkah Yai Mim yang dianggap menjadi korban lingkungan yang tidak tertib.
“Kasihan Yai Mim, paru-parunya kena polusi dari asep knalpot tetangganya,” tulis salah satu pengguna media sosial yang kini mendukung sang mantan dosen.
Kasus ini pun memunculkan diskusi luas mengenai pentingnya penegakan aturan zonasi usaha, khususnya di kawasan perumahan. Banyak pihak menilai, meski usaha kecil bisa ditoleransi, namun bisnis dengan traffic tinggi seperti rental mobil seharusnya beroperasi di kawasan komersial, bukan di pemukiman padat penduduk.