POJOK SURAMADU

#Inspirasi For You

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

Wisata

Bisnis

Pendidikan

Keislaman

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

Mengenal Desa Montok di Pamekasan

POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – Nama desa desa Montok cukup terbilang unik dan nyeleneh bagi masyarakat yang tinggal di luar madura, khususnya mereka yang tak paham bahasa madura.

Dalam KBBI kata montok sendiri diartikan sebagai gemuk berisi; gemuk padat; sintal untuk menggambarkan keadaan perempuan. Namun, nama Desa Montok memiliki makna lain yang merupakan akronim dari kata Temon (Mentimun) dan Oto’ (Kacang Panjang). Desa tersebut terletak di Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan.

Kepala Desa Montok, Wachid Hasyim, mengatakan sejarah desa Montok berasal dari leluhur yang menemukan mentimun dan kacang hijau ( dalam bahasa Madura disebut temon ben otok) yang terdapat diatas gumu’ (gundukan tanah yang dibuat oleh rayap) yang terdapat di area makam Buju’ (Leluhur)Agung di Dusun Betes.

Dari hal itu kemudian kepala desa setempat menyetujui jika kemudian menjadikan dua nama tersebut menjadi sebuah nama desa yaitu Montok (temon dan otok), yang memiliki luas 350.335m². Desa tersebut terdiri dari Delapan Dusun yaitu, Platok, Morgajam, Billaan, Petang, Betes, Tabugah, Talang, dan Pacanan.

Kehadiran Bhuju’ Prosakh

Dari sisi sejarah, Di Desa Montok tidak pernah ada kepala desa yang menjabat hingga tuntas. Baru kemudian, pada saat Bhuju’ Phrosakh memimpin Desa bisa langgeng.

“Dulu itu, kalau ada Kades menjabat langsung mati, tidak langgeng,” katanya.

“Diantara keturunan bhuju’ phrosakh itu ya mantan bupati malang rendra kresna phrosakh ada juga Dewanata Phrosakh,” sambung Wachid.

Adapun produk olahan Desa Montok dibagi menjadi 3 wilayah. Pertama, Wilayah holtikultura yang dikenal sebagai penghasil jeruk saat ini mulai diremajakan. Saat ini pun sudah memulai produk unggulan berupa sayur jenis tomat, cabe dan bawang.

Kedua, Wilayah tanaman dan perternakan meliputi dusun petang, dan dusun betes. Saat musim hujan para petani menanam padi, sedang saat kemarau lebih memilih tembakau.

“Para petani juga membuat sistem pertanian terpadu, tempat kandang komunal karena setiap rumah memelihara sapi sebagai usaha sampingan,” tutur Wachid.

Ketiga, Wilayah perikanan dan laut yang ada di dusun Talang, Pacanan, dan Tabugeh. Saat ini sudah ada paguyuban nelayan sebab wilayah tersebut umumnya di pesisir.

Khusus dusun Talang terdapat pantai Talang Siring yang keindahannya tidak perlu diragukan lagi. Pemerintah desa terus mengupayakan supaya objek wisata itu mendatangkan manfaat bagi masyarakat Desa Montok.

Di Kawasan pantai itu, produk-produk lokal yang diproduksi masyarakat dipasarkan. Objek wisata pantai Talang Siring digadang-gadang bisa meningkatkan nilai ekonomi dan pariwisata bagi masyarakat desa. (Hasibudin)

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postingan Populer