Pojoksuramadu.com – Sumenep, Madura – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 42 Universitas Trunojoyo Madura pada hari Minggu, 21 Juli 2024 melakukan gotong royong bersama perangkat Desa Pagarbatu di rest area Tabing.
Kegiatan ini dilakukan dengan membersihkan rest area Tabing serta merawat dan menyiram tanaman untuk menjaga keasrian lokasi.
Kepala Desa Pagarbatu, Bapak Imam Daud, S.E mengharapkan kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat dan dibantu oleh adanya mahasiswa KKN-42 di desa Pagarbatu, Sumenep.
“Saya harap rest area Tabing ini dapat menjadi tempat yang nyaman untuk peristirahatan atau sekedar berkumpul bersama, sekaligus sebagai pusat perekonomian masyarakat desa. Dimana masyarakat bisa saling membantu meningkatkan perekonomian dengan adanya rest area Tabing. Oleh sebab itu, masyarakat desa harus menjaga kebersihan rest area Tabing,” ujar Bapak Imam Daud, S.E.
Mahasiswa KKN-42 beserta seluruh perangkat desa bekerja sama dan saling membantu untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan bebas dari sampah. Selain gotong royong, seluruh mahasiswa KKN-42 dan perangkat desa melakukan proses pengolahan sampah dengan memisahkan antara sampah yang harus dibakar dan sampah yang bisa didaur ulang.
“Menurut saya kegiatan ini dapat dilestarikan kepada masyarakat desa Pagarbatu terutama pada anak remaja agar lebih memperhatikan lingkungan sekitar. Selain itu, dengan adanya kegiatan gotong royong ini kita dapat memilah antara sampah organik dengan sampah anorganik. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi pencemaran udara. Karena menurut saya masih banyak masyarakat luar yang tidak memahami pentingnya memilah sampah antara sampah organik dengan sampah anorganik,” ujar Risqina.
Kegiatan gotong royong di rest area Tabing oleh mahasiswa KKN-42 UTM beserta perangkat desa Pagarbatu dilakukan pada sore hari (15.30 – 17.00 WIB). Selain gotong royong dan pemilahan sampah, mahasiswa KKN-42 UTM juga menyiram semua tanaman yang ada di rest area Tabing.
Salah satu jenis tanaman yang ada di lokasi tersebut adalah tanaman palem dan bunga kancing (Gomphera globosa).
Waktu terbaik untuk menyiram tanaman adalah pada pagi atau sore hari agar memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman terutama setelah seharian diterjang panas matahari. Sebaiknya tidak menyiram tanaman saat siang hari, karena dapat meningkatkan proses penguapan air sekitar 30% sekaligus membuat suhu tanah dan tanaman berubah dengan cepat yang berbahaya untuk proses kimia tanaman. Hal tersebut juga dapat memberikan efek terbakar pada tanaman.
Baca juga : KKN-20 UTM Ciptakan Media Pembelajaran Efektif Untuk Murid SDN Semangat Belajar
Menyiram tanaman terutama yang memiliki diameter batang besar sebaiknya tidak diarahkan langsung ke bagian ujung batang dan akar. Hal ini bertujuan agar lapisan tanah di bagian tersebut tidak terkikis dan membuat batang goyah kemudian roboh.
“Menyiram tanaman dengan diameter batang besar bisa dilakukan secara melingkar di tanah dengan jarak kurang lebih 20 cm dari bagian batang tanaman. Untuk tanaman kecil, jaraknya bisa disesuaikan asal tidak terlalu dekat dengan bagian ujung batang dan akar maupun terlalu jauh sehingga susah diserap oleh akar tanaman,” ujar Hevinia.
Kegiatan gotong royong ini merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata mahasiswa KKN-42 UTM dalam membantu masyarakat desa Pagarbatu. Kegiatan ini diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk menjaga kebersihan sekaligus meningkatkan jiwa kepedulian pada lingkungan.
“Kami berharap gotong royong bersama masyarakat ini dapat berdampak pada kebersihan lingkungan dan kelestarian alam. Kegiatan ini sebagai inisiasi, semoga aktivitas-aktivitas peduli lingkungan ini bagian dari aktivitas masyarakat disini,” Pungkas Dosen Pembimbing Lapang, Syaiful Khoiri, S.P., M.Si.