POJOK SURAMADU

#Inspirasi For You

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

Wisata

Bisnis

Pendidikan

Keislaman

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

Aktivitas Pemeriksaan Jentik dan Pencegahan DBD di Desa Komis, Kedungdung, Sampang

Pojoksuramadu.com – Desa Komis, Kedungdung, Sampang – Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Trunojoyo Madura telah melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Komis, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang. Fokus dari kegiatan ini adalah upaya pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui penyebaran bubuk abate dan pemeriksaan jentik nyamuk di lingkungan masyarakat.

Desa Komis sendiri, menjadi sorotan berkat keberhasilannya dalam menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Di bawah arahan koordinator deasa Abid Nailul Fauzi Retsa, kelompok KKN melaksanakan program penyebaran bubuk abate dan pemeriksaan jentik nyamuk. Program ini dilaksanakan secara terkoordinasi dengan pihak puskesmas, polindes, dan babinsa setempat.

DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini sering kali menyebabkan demam tinggi, nyeri sendi, dan pada kasus yang parah, bisa mengakibatkan kematian. Desa Komis, dengan populasi yang padat dan lingkungan yang memiliki banyak tempat potensial bagi nyamuk berkembang biak, telah menjadi salah satu daerah yang rentan terhadap penyebaran DBD.

Melihat kondisi tersebut, Abid selaku koordinator desa bersama dengan timnya merancang program pencegahan yang efektif dan komprehensif. Salah satu strategi utamanya adalah penyebaran bubuk abate di seluruh lingkungan desa. Bubuk abate diketahui efektif dalam membunuh jentik nyamuk sehingga dapat mencegah nyamuk berkembang biak.

Penyebaran bubuk abate dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari petugas kesehatan desa, relawan masyarakat, pihak puskesmas, polindes, dan babinsa. Mereka bekerja sama mengunjungi setiap rumah warga untuk memastikan bahwa bubuk abate disebarkan di tempat-tempat yang rawan menjadi sarang nyamuk, seperti bak mandi dan tempat penampungan air. Langkah ini disambut baik oleh warga desa yang sangat mendukung program ini.

Koordinator desa, Abid Nailul Fauzi Retsa, memimpin langsung operasi ini. Menurut Abid, keterlibatan semua pihak dalam program ini adalah kunci suksesnya. “Kami bekerja sama dengan semua elemen masyarakat dan instansi terkait untuk memastikan program ini berjalan dengan baik. Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan juga terus kami galakkan,” jelas Abid.

Baca juga : Membangun Kesadaran Warga Terhadap Pentingnya Kebersihan di Lingkungan

Selain penyebaran bubuk abate, pemeriksaan jentik nyamuk juga menjadi bagian penting dari program ini. Petugas puskesmas dan kader posyandu yang telah dilatih secara khusus melakukan pemeriksaan di setiap rumah secara berkala. Jika ditemukan jentik nyamuk, petugas akan memberikan edukasi kepada pemilik rumah tentang cara efektif menghilangkan sarang nyamuk dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Dalam menjalankan program ini, polindes dan babinsa juga berperan aktif. Babinsa Desa Komis, Bapak Taufiq, mengungkapkan bahwa pihaknya siap membantu dalam setiap tahap program. “Kami selalu mendampingi petugas kesehatan dalam melakukan penyebaran bubuk abate dan pemeriksaan jentik nyamuk. Selain itu, kami juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,” ujarnya.

Kegiatan pengabdian masyarakat oleh Kelompok KKN Universitas Trunojoyo Madura ini mendapatkan respons positif dari warga Desa Komis. Masyarakat merasa terbantu dengan adanya edukasi dan penyebaran bubuk abate yang dilakukan oleh para mahasiswa. Selain itu, partisipasi aktif warga dalam pemeriksaan jentik menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya pencegahan DBD semakin meningkat.

Diharapkan, upaya ini tidak hanya mampu menurunkan angka kasus DBD di Desa Komis, tetapi juga dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain dalam melakukan tindakan preventif terhadap penyakit menular. Dengan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap kesehatan lingkungan, mari bersama-sama kita wujudkan Desa Komis yang bebas dari DBD.

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postingan Populer