BANGKALAN – Dusun Pangtenggih, Desa Planggiran, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, hari ini diselimuti semangat persatuan yang kuat. Suasana kebersamaan begitu terasa saat perangkat desa, seluruh lapisan masyarakat setempat, dan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 10 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) bergotong royong membersihkan area bhuju’ (makam keramat atau tempat yang disucikan). Bhuju’ ini merupakan bagian tak terpisahkan dari warisan leluhur Desa Planggiran, sebuah situs yang memegang peranan penting dalam menjaga nilai-nilai tradisi dan spiritualitas masyarakat setempat. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (9/7/2025) sore ini bukan sekadar rutinitas bersih-bersih, melainkan sebuah manifestasi nyata dari dedikasi kolektif dalam menjaga kebersihan sekaligus menghormati nilai-nilai budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Aksi bersih-bersih ini dimulai sejak sore hari, di mana warga dengan sigap dan antusiasme tinggi mulai berkumpul membawa peralatan masing-masing. Sapu lidi, celurit, dan kantong sampah menjadi alat utama kami dalam melaksanakan kebersihan lingkungan. Terlihat jelas pemandangan harmonis saat kami saling bahu-membahu membersihkan rumput yang tumbuh subur di sekitar area bhuju’, merapikan setiap sudut, serta mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan. Tidak ada perbedaan antara perangkat desa, warga biasa, maupun mahasiswa KKN; semuanya larut dalam satu tujuan, yakni menjadikan area bhuju’ kembali bersih, rapi, dan sakral. Kebersihan yang terjaga di area ini diharapkan dapat menambah kekhusyukan bagi siapa pun yang datang untuk berziarah, sekaligus mencerminkan rasa hormat yang mendalam terhadap para leluhur yang dimakamkan di sana.
Kepala Dusun Pangtenggih, Bapak Hj. Amar, tidak dapat menyembunyikan rasa syukur dan apresiasinya yang mendalam atas partisipasi luar biasa dari warga dan mahasiswa KKN 10 UTM. Di sela-sela kegiatan yang penuh kekeluargaan itu, Bapak Amar menyampaikan, “Kegiatan ini bukan hanya tentang membersihkan sekitar area bhuju’, tetapi juga tentang memperkuat ikatan silaturahmi dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap warisan budaya kita.” Penekanan pada penguatan silaturahmi menunjukkan bahwa gotong royong ini melampaui sekadar aktivitas fisik. Ini adalah sarana untuk membangun kembali jembatan komunikasi, mempererat tali persaudaraan, dan menumbuhkan rasa kekeluargaan yang mungkin memudar oleh rutinitas sehari-hari. Dengan demikian, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk merevitalisasi nilai-nilai kebersamaan yang telah lama menjadi ciri khas masyarakat Indonesia.
Kerja sama yang erat antara perangkat desa, masyarakat, dan mahasiswa KKN kelompok 10 UTM terlihat begitu jelas dan menjadi contoh nyata sinergi positif. Para perangkat desa tidak hanya memberikan instruksi atau mengawasi, tetapi secara aktif memimpin dan turut bekerja bersama warga dan mahasiswa KKN. Kami membersihkan area makam, memotong rumput dan memungut sampah, memberikan contoh nyata kepedulian terhadap lingkungan dan tradisi. Mahasiswa KKN 10 UTM juga menunjukkan adaptasi dan semangat juang yang tinggi, berbaur tanpa canggung dengan warga setempat, belajar langsung tentang kearifan lokal, dan menyumbangkan tenaga serta pemikiran. Semangat kebersamaan yang terpancar kuat ini diharapkan dapat terus terjaga dan menjadi pemicu untuk kegiatan-kegiatan positif lainnya di masa mendatang, tidak hanya di Dusun Pangtenggih tetapi juga dapat menginspirasi desa-desa lain di sekitarnya.
Melalui kegiatan mulia ini, area bhuju’ di Dusun Pangtenggih kini kembali bersih, rapi, dan terasa lebih sakral. Perubahan fisik ini bukan hanya sekadar estetika, melainkan juga mencerminkan peningkatan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Lingkungan yang bersih dan terawat akan membawa dampak positif tidak hanya bagi kesehatan fisik, tetapi juga spiritual. Gotong royong ini diharapkan tidak hanya berhenti pada kegiatan membersihkan area sekitar bhuju’ saja, namun juga menjadi momentum yang kuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan secara berkelanjutan. Ini adalah langkah awal menuju perubahan yang lebih besar, di mana setiap individu merasa bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan tempat kami tinggal. Semangat gotong royong yang terpancar di Dusun Pangtenggih ini menjadi contoh nyata bagaimana kebersamaan, koordinasi yang baik, dan rasa memiliki terhadap warisan budaya mampu mewujudkan perubahan positif yang signifikan bagi kemajuan desa secara keseluruhan. Hal ini membuktikan bahwa dengan bersatu, tidak ada hal yang tidak mungkin untuk dicapai demi kemajuan bersama.