POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – Merosotnya harga garam lokal di pasaran menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan.
Anggota Komisi II DPRD Pamekasan, Samsuri, merinci, untuk harga garam jenis K1 saat ini hanya 250 Rupiah perkilo, sedang untuk jenis K2 merosot hingga 215 Rupiah. Menurutnya harga tersebut sangat jauh dair harapan para petambak garam lokal.
“Ini harusnya jadi perhatian PT Garam sebagai salah satu sektor pemberdayaan terhadap petambak garam lokal,” terangnya.
Tak hanya itu, beberapa garam jenis K1 bahkan banyak dibeli dengan harga K2. Harga tersebut diketahui dari beberapa laporan para petambak serta temuan dilapangan. Ia menilai Harga seperti itu justru merugikan para petambak.
“Apalagi saat ini banyak garam lokal yang masih menumpuk, beberapa petambak juga memilih menyimpan produksi garam dari pada menjual dengan harga yang tak sepadan,” terangnya.
Lebih lanjut Samsuri meminta agar PT Garam bisa mempergunakan dana sisa Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk melakukan penyerapan terhadap garam rakyat, dari pada mengagunkan dana itu untuk perbankan.
“Ini kan sudah detik-detik akhir masa produksi, harusnya PT Garam bisa bergerak cepat untuk membeli garam lokal,” ujar Politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu.
Terakhir, Samsuri meminta agar Menteri BUMN bisa lebih memperhatikan kesejahteraan para petambak garam lokal dengan menstabilkan harga garam Apalagi saat ini, sudah ada direktur utama baru yang merupakan kepanjangan dari pemerintah pusat.
“Faktor impor memang jadi kendala, tapi kalau sisa dana PMN dibiarkan saja tanpa penggunaan, maka PT Garam sudah mengibuli rakyat” tutupnya. (Hasibudin)