POJOK SURAMADU

#Inspirasi For You

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

Wisata

Bisnis

Pendidikan

Keislaman

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

HSN 2021, Kalapas Kelas II A Pamekasan Ajak Napi Teladani Akhlak Santri

POJOKSURAMADU.COM, Pamekasan – Dalam memomentum Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2021, Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pamekasan, Hanafi, mengajak warga binaan untuk meniru akhlak santri.

Ia menilai, akhlak santri dalam hal ibadah bisa menjadi renungan dan motivasi bagi narapidana yang ada di Lapas Pamekasan. Sebab, akhlak dan ibadah merupakan kewajiban yang harus dijalani setiap umat beragama termasuk Narapidana yang ada di lapas Pamekasan.

Selain itu, Hanafi juga memaparkan bagaimana perjuangan KH. Hasyim Asy’ari yang menyerukan resolusi jihad melawan penjajah. Hal ini menandakan bahwa kaum santri dan para ulama telah berperan penting dalam mempertahan kemerdekaan Indonesia pasca Proklamasi kemerdekaan.

“Jihad ini adalah bentuk ibadah, dan saat ini yang terpenting bagi Napi adalah meningkatkan ibadah,” ujar Hanafi.

Menurut Hanafi, KH Hasyim Asy’ari yang menjabat sebagai Rais Akbar Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) menetapkan resolusi jihad melawan pasukan kolonial di Surabaya, Jawa Timur. Dan kondisi tersebut terlihat pada 21 dan 22 Oktober 1945 di saat pengurus NU Jawa dan Madura menggelar pertemuan. Pertemuan tersebut dilakukan untuk menyatakan sikap setelah mendengar tentara Belanda berupaya kembali menguasai Indonesia dengan membonceng sekutu.

Lewat Resolusi Jihad, kaum santri memohon dengan sangat kepada warga pamekasan agar menentukan suatu sikap dan tindakan yang nyata terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan kemerdekaan, agama dan Indonesia, terutama terhadap pihak Belanda dan kaki-tangannya. Bagi Warga NU, baik Belanda maupun Jepang telah berbuat kezaliman di Indonesia dan resolusi ini membawa pengaruh yang besar. Bahkan, ada dampak besar setelah Hasyim Asy’ari menyerukan resolusi ini.

“Mari teladani akhlak santri, santri siaga jiwa raga,” tutup Hanafi.

Sementara itu Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM dalam keterangan persnya menyebutkan, banyak pesantren yang telah berhasil melakukan upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan dampak pandemi Covid-19. Pengalaman terbaik beberapa Pesantren yang telah berhasil melakukan upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan dampak pandemi Covid-19 menjadi bukti nyata bahwa Pesantren juga memiliki kemampuan di tengah berbagai keterbatasan fasilitas yang dimilikinya.

Modal utamanya adalah tradisi kedisiplinan yang selama ini diajarkan kepada para santri, keteladanan dan sikap kehati-hatian Kiai dan Pimpinan Pesantren. Karena mereka tetap akan mengutamakan keselamatan santrinya dibanding proses belajar di Pesantren. (Hasibuddin)

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postingan Populer