POJOKSURAMADU.COM, Lumajang – Sebuah pabrik sabu produksi rumahan diduga jaringan internasional digerebek petugas. Pengolahan pabrik sabu ini cukup modern. Penggerebekan tersebut membuat warga Lumajang gempar.
Kepala BNN Kabupaten Lumajang AKBP Indra Brahmana membeberkan kecurigaan mengejutkan dari Gita Yulianto, seorang warga Desa Besuk yang ditangkap karena memproduksi sabu di rumahnya.
Hasil pengembangan sementara, Gita disebutkan diduga kuat masuk dalam jaringan kartel internasional. Pasalnya Gita memproduksi sabu dengan cara baru, yakni menggunakan metode shake and bake.
Metode shake and bake atau yang dikenal dengan istilah cold and cook, yakni memproduksi sabu tanpa menggunakan api. Cairan atau bahan kimia cukup dimasukkan dalam satu botol lalu dikocok.
“Di Amerika metode ini sudah sangat jadi atensi karena semakin banyak yang memproduksi narkoba dengan cara ini,” kata Indra seperti dikutip dari www.tribunnews.com
Indra juga mengakui, kasus ini telah mengejutkan pihak BNN maupun polisi. Menurutnya, pengungkapan pembuatan sabu menggunakan cara shake and bake merupakan kasus pertama di Jawa Timur. Bahkan, Gita hanya berkilah ketika mengaku mendapat keterampilan membuat sabu dari Youtube.
“Cold and cook tidak sesederhana itu. Bisa dicek sendiri konten-konten di Youtube kan ada filterisasi sangat ketat. Jika pun ada pasti berbahasa asing. Kedua mendapatkan bahannya juga pasti susah. Tinggal dicek yang bersangkutan bisa bahasa asing tidak. Yang pasti masih kami dalami dia mendapat keterampilan darimana,” bebernya.
Sebelumnya, Gita Yulianto digerebek polisi ketika memproduksi serbuk sabu kristal di rumahnya. Bahkan, beberapa di antaranya sudah siap edar. Setelah dicek serbuk kristal tersebut mengandung cairan metavitamin.
Gita Yulianto memproduksi sabu tidak seseorang diri. Dia juga melibatkan satu orang temannya yang kini masih dalam kejaran polisi.
“Di lokasi itu, petugas berhasil mengamankan berbagai barang bukti yang disinyalir kuat digunakan oleh pelaku untuk memproduksi narkotika jenis sabu-sabu,” kata Kapolres Lumajang AKBP Eka Yekti Hananto Seno, Sabtu (23/10/2021).
Ia menjelaskan, anggotanya telah menemukan empat lokasi yang disinyalir kuat dijadikan tempat memproduksi sabu-sabu oleh pelaku sesuai hasil pengembangan kasus produksi sabu-sabu tersebut.
Empat lokasi tersebut, yakni satu rumah di Desa Besuk, Kecamatan Tempeh, dan tiga rumah di Desa Wonogriyo, Kecamatan Tekung, Kabupaten Lumajang.
“Hasil pemeriksaan kami berkembang ke tiga tempat kejadian perkara (TKP) lainnya, selanjutnya dari empat TKP yang kami identifikasi sebagai tempat pembuatan sabu-sabu itu banyak ditemukan bahan dasar untuk membuat narkotika itu,” ujarnya.
Menurutnya, banyak ditemukan bahan kimia yang diduga kuat sebagai bahan pembuatan sabu-sabu oleh pelaku di lokasi tersebut, dan tidak hanya itu, selama proses penyelidikan berlangsung, pihak Satresnarkoba Polres Lumajang juga berhasil menemukan sabu-sabu cair yang memasuki tahap pengkristalan.
“Sabu-sabu cair itu hanya menunggu proses pengkristalan, kemudian setelah mengkristal akan menjadi sabu-sabu yang siap dijual dan diedarkan,” katanya lagi.
Ia mengatakan pelaku tidak mungkin mengandalkan kemampuannya meracik bahan-bahan kimia tersebut secara autodidak mengikuti konten youtube yang dilihatnya, karena dalam pembuatan sabu-sabu membutuhkan keahlian khusus, sehingga ada orang lain atau bahkan jaringan pelaku yang terlibat.
Berdasarkan keterangan tersangka, ia mengaku belajar dari youtube untuk meracik , kemudian dalam enam bulan meracik bahan-bahan kimia tersebut untuk mencari unsur-unsur kimia yang akan digunakan dalam pembuatan sabu-sabu,” ujarnya.
Eka mengatakan polisi tidak mudah percaya dengan keterangan tersangka, karena pasti ada guru yang mengajari cara meracik sabu-sabu, dan untuk membuat sabu-sabu pelaku berbekal bahan yang ada dan mudah didapat.
“Pelaku mendapat bahan-bahan kimia dari luar kota dan berusaha keras memperoleh unsur-unsur kimia yang diperlukan, selanjutnya semua bahan dicampur menjadi satu untuk diproses,” ujarnya.
Sumber : www.tribunnews.com