POJOKSURAMADU.COM, Lamongan – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong semua pihak ikut berkontribusi dalam mempercepat target pengurangan emisi karbon gas rumah kaca lewat penanaman mangrove.
“Menjaga daya dukung alam dan lingkungan menjadi tanggung jawab kita bersama. Jadi saya mengajak berbagai elemen, baik itu lembaga pemerintah, organisasi masyarakat, swasta, dan lain sebagainya untuk turut merehabilitasi kawasan mangrove di Jawa Timur,” ungkap Khofifah dalam acara Yuk Ke Laut! di Pantai Pengkolan, Desa Kandang Semangkong, Kec. Paciran, Kab. Lamongan, Minggu (12/12).
Khofifah mengungkapkan bahwa rehabilitasi ini penting guna melestarikan kawasan mangrove dalam menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.
“Kehadiran tanaman mangrove diharapkan mampu melindungi pantai dari abrasi, energi gelombang tsunami, memperbaiki habitat di pantai dan memperbaiki ekosistem pesisir pantai,” imbuhnya.
Khofifah menegaskan bahwa wilayah pesisir dan laut memiliki arti yang strategis dan penting. Dimana ekosistem pesisir berperan sangat besar untuk menjaga kelestarian ekosistem laut dan sekaligus menjaga sumber daya alam yang ada di dalamnya.
“Keberlanjutan ekosistem pesisir bergantung pada pengelolaan yang dilakukan secara baik oleh seluruh elemen masyarakat. Untuk itu kami mengajak seluruh elemen masyarakat serta semua instansi untuk bersama-sama bersinergi
menjaga kelestarian ekosistem pesisir,” katanya.
Menurutnya, upaya menjaga ekosistem pesisir ini penting dilakukan karena Provinsi Jatim memiliki panjang pantai sepanjang 3.498 kilometer, dengan pengelolaan wilayah laut seluas lebih kurang 126.672 kilometer persegi yang melintasi 22 kabupaten/ kota berpesisir.
Pemprov Jatim sendiri, lanjutnya, melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanla) terus melakukan beberapa kegiatan diantaranya revitalisasi pelabuhan perikanan, pemulihan sumberdaya ikan melalui underwater restocking, bantuan hibah alat penangkapan ikan, penguatan produksi budidaya laut, peningkatan daya saing produk hasil olahan UMKM.
“Jadi apa yang kita lakukan tadi adalah sebagai integrated approach, upaya terintegrasi untuk tidak hanya menjaga ekosistem pesisir tapi juga budaya dan disiplin masyarakatnya. Seperti tadi tabur benih ikan kita menghidupkan kehidupan, tanam mangrove juga menghidupkan kehidupan. Jadi seperti kata Sunan Kalijogo yang mengajarkan bahwa urip iku gawe urup,” katanya.
Khofifah mengatakan, kegiatan Beach Clean Up dan Underwater Clean Up untuk menjaga kebersihan ekosistem pesisir dan juga sebagai pemacu pemulihan perekonomian pesisir dengan memberdayakan masyarakat pesisir.
Beach Clean Up ini dilakukan melalui kegiatan padat karya dengan sistem cash for work. Dimana masyarakat sekitar diberdayakan untuk melakukan kegiatan bersih pantai ini selama dua hari, dan per orang mendapatkan bayaran sebesar Rp 150.000,- per hari.
“Tadi saya lihat juga ada siswa sekolah yang ikut menanam mangrove. Selain itu juga ada Sekolah pantai yang memberikan edukasi terkait bagaimana menjaga kelestarian laut menjaga ekosistem laut. Ini sangat bagus sekali melibatkan anak-anak sejak usia dini terkait pentingnya ekosistem laut,” terangnya.
Lebih lanjut menurutnya, salah satu upaya untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir adalah dengan menyiapkan kawasan pesisir ini menjadi desa wisata halal. Hal ini sesuai format Optimis Jatim Bangkit yang disiapkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jatim bersama OJK, salah satunya adalah desa wisata halal.
“Bila 8.501 desa kelurahan di Jatim separohnya punya desa wisata halal pasti ada penyerapan tenaga kerja. Selain itu juga adanya BUM Desa dapat membantu pengelolaan ekonomi desa sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata orang nomor satu di Jatim ini.
Tidak hanya itu, hilirisasi dari sektor perikanan menjadi hal yang penting, yakni dengan memaksimalkan industri olahan ikan. Apalagi permintaan pasar di luar negeri sangat tinggi. Hal ini tentunya dapat meningkatkan nilai tambah secara ekonomi bagi para nelayan.
“Untuk itu bagaimana menemukenali item dan produk yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat harus terus ditumbuhkembangkan dengan menjaga derajat gizi dan higinitasnya. Bila ini semua dilakukan ini akan menjadi bagian dari ikhtiar menurunkan kemiskinan ekstrem,” terangnya.
Dalam acara tersebut, Khofifah yang didampingi Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, jajaran Forkopimda Kab. Lamongan dan beberapa Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim turut meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi masyarakat pesisir sekitar 500 orang.
Khofifah dan rombongan juga melakukan tabur benih sebanyak yakni 1.000 Benih ikan Kakap Putih dan 1.000 Benih Ikan Kerapu. Tidak hanya itu, juga dilakukan penanaman mangrove, peninjauan sekolah pantai, serta kegiatan beach clean up.
Kepada kelompok nelayan setempat, Khofifah menyerahkan paket hibah yang terdiri dari Alat Tangkap Bubu, Paket Budidaya Sistem Enzym, Paket Budidaya Lele Sistem Central Drain, Kolam APP, Revitalisasi Tambak, serta Bantuan Peralatan Pengolahan Perikanan.
Sementara itu, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan bahwa produksi perikanan di Kab Lamongan setiap tahunnya semakin meningkat. Dimana Kab. Lamongan memiliki perikanan laut dengan hasil sekitar 76 ribu ton per tahun. Kemudian juga ada Perikanan darat yang produksinya bisa mencapai hasil kurang lebih setara dengan Rp. 1,4 triliun.
“Kami terus berupaya agar produksi ini terus bertambah dengan berbagai produk olahan yang terus kami bina, supaya semakin beragam dan meningkatkan hasil. Sekali lagi terimakasih rawuhnya Ibu Gubernur, semoga kehadiran ibu memberikan semangat dan motivasi bagi masyarakat pesisir disini,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Dyah Wahyu Ermawati mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Ikan Nasional ke-8.
“Jadi kami telah melakukan serangkaian kegiatan dalam rangka Hari Ikan Nasional sejak bulan November kemarin baik temu bisnis dan investasi, webinar dan salah satu puncaknya adalah acara pada hari ini,” pungkasnya. (Admin)