POJOK SURAMADU

#Inspirasi For You

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

Wisata

Bisnis

Pendidikan

Keislaman

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

Produksi EMP Diprediksi Naik 50 Persen Usai Miliki 75 Persen Blok Kangean

Produksi Perusahaan minyak dan gas (migas) Grup Bakrie, PT Energi Mega Persada (EMP) diprediksi bakal naik 50 persen usai miliki 75 persen blok Kangean. Sebelumnya status kepemilikan EMP di Blok Kangean sekitar 45% hingga 50%.

Namun perusahaan telah menyelesaikan proses akuisisi 25% Blok Kangean. Sehingga kepemilikan emiten pertambangan migas ini menjadi 75% di Blok Kangean per akhir Agustus 2021.

“Kami baru selesaikan akuisisi, artinya produksi gas akan bertambah dan ini akan terefleksi pada laporan keuangan September 2021,” ucap Investor Relations ENRG Herwin Hidayat, Senin (30/8), seperti dikutip dari Katadata.co.id.

Dengan bertambahnya porsi kepemilikan EMP di Blok Kangean sebanyak 75%, maka produksi rata-rata gas dari blok tersebut diprediksi naik dari 89 juta kaki kubik (mcf) per hari menjadi 133 juta kaki kubik per hari. Begitu juga dengan cadangan terbukti dan terukur (2P) gas di Blok Kangean yang diperkirakan naik dari 88 miliar kaki kubik menjadi 132 miliar kaki kubik.

“Jadi cadangan maupun produksi meningkat sekitar 50% masing-masing, ini besar dan dampak langsung per Agustus 2021,” paparnya.

Sayangnya, Herwin belum menghitung secara rinci untuk dampak akusisi terhadap penjualan dan profit ENRG tahun ini. Periode Januari-Maret 2021, kinerja perusahaan emiten Grup Bakrie masih membukukan penjualan US$ 80,23 juta atau naik tipis 0,72% dari periode yang sama tahun lalu.

Di samping itu EBITDA mengalami kenaikan 13,6% menjadi US$ 59,34 juta. Produksi gas EMP berkontribusi sekitar 85% terhadap total penjualan perusahaan sedangkan sisanya 15% berasal dari produksi minyak.

Pada periode yang sama, Energi Mega Persada membukukan penurunan produksi gas sebanyak 6,5% menjadi 172 juta kaki kubik (mcf) per hari. Lesunya produksi juga disertai penurunan harga rata-rata penjualan gas sebanyak 14,56% ke level US$ 5,34 mcf.

Herwin memprediksi untuk sisa tahun ini, harga gas kemungkinan akan berada di atas US$ 5,5 mcf dengan kecenderungan masih akan stabil Sepanjang Januari-Maret 2021, Blok Bentu PSC berkontribusi 80 juta mcf per hari atau naik 6,6% dari rata-rata produksi tahun lalu yakni 75 juta kaki kubik gas per hari.

Di sisi lain produksi minyak ENRG sepanjang periode Januari-Maret 2021 naik 83% dari 2.532 barel per hari menjadi 4.650 barel per hari. Naiknya produksi turut disertai harga rata-rata yang tumbuh 3,63% menjadi US$ 42,56 per barel. Adapun tren kenaikan harga minyak dalam beberapa waktu terakhir, diprediksi baru akan terefleksi pada laporan keuangan EMP di kuartal II-2021. Blok Malacca Strait PSC juga berhasil meningkatkan produksi harian minyak dari 3.900 bph tahun lalu menjadi 5.1022 bph.

“Kenaikan ini didukung kepemilikan Blok Malacca kami yang meningkat dari 61% menjadi 100% di akhir tahun lalu,” ujar Herwin.

Sementara itu, tahun ini emiten Grup Bakrie tersebut juga tengah menanti restu pemerintah untuk akuisis 49% Blok Sengkang, Sulawesi Selatan. Rencana akuisisi tersebut dilakukan EMP dan anak usahanya dengan menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk mengambilalih 100% kepemilikan PT Energi Maju Abadi selaku pemilik 49% participating interest (PI) Blok Sengkang

Blok Sengkang saat ini memiliki produksi 40 juta kaki kubik gas per hari, dengan pembeli PT Energy Sengkang, PLN dan Pertamina Jargas. Adapun rencana aktifitas pengembangan yakni studi geologi, survei 2D seismik sepanjang 800 kilometer (km), survei 3D seismik seluas 100km persegi, dan pengeboran 13 sumur eksplorasi.

Jika sudah mendapat persetujuan dari pemerintah, Herwin mengestimasikan kontribusi Blok Sengkang berkisar 20 juta kaki kubik gas per hari atau sekitar 50% dari total produksi blok tersebut. Sedangkan untuk cadangan gas 2P Energi Mega Persada diperkirakan bertambah sekitar 100 miliar kaki kubik gas. “Kami harapkan bisa mendapat persetujuan dari pemerintah secepatnya,” kata Herwin.

Untuk 2021, Energi Mega Persada menganggarkan US$ 75 juta belanja modal atau capital expenditure (capex), lebih rendah dari estimasi awal tahun yakni US$ 100 juta.

Sumber : Katadata.co.id

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postingan Populer