POJOKSURAMADU.COM, Bangkalan – Memasuki penghujung 2020, kouta pupuk bersubsidi jenis urea di Kabupaten Bangkalan masih tersisa 3 ribu ton. Hingga kini, distribusi pupuk subsidi terus dilakukan.
Kasi Perencanaan Pertanian
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan (Dispertahorbun) Kabupaten Bangkalan Karyadinata mengatakan, satu bulan terakhir ini sisa pupuk bersubsidi harus terdistribusi 100 persen.
“Sekarang sudah tidak ada gejolak di bawah, berarti pupuk sudah tersedia di kios-kios dan sudah banyak yang menebus,” katanya, Jum’at (4/12/2020).
Menurut Karyadi sapaan akrabnya, permasalahan yang terjadi beberapa waktu lalu karena keresahan petani akibat perubahan mekanisme penebusan pupuk.
“Petani khawatir tidak kebagian pupuk,” imbuhnya.
Disinggung soal dugaan adanya mafia pupuk bersubsidi yang menjual melebihi harga eceran tertinggi (HET), Karyadi menegaskan tidak sesuainya harga disebabkan biaya angkut.
“Distributor dan kios berasalan sebagai biaya angkut dari distributor ke kios. Jadi harga pupuknya tetap Rp 90 ribu. Mereka minta ke petani itu ongkos panggul atau transportnya itu,” tandasnya. (Fathur)