Pojoksuramadu.com – Rabu, 02 Juli 2025 Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 35 Universitas Trunojoyo Madura melakukan kegiatan sosialisasi dan pengaplikasian cara kerja alat penanam jagung sederhana. “Setelah mendengar yang disampaikan Ibu Kepala Desa Banuaju Timur mengenai keluhan dari kelompok tani, kami pun mengambil inisiatif untuk meringankan petani di Desa Banuaju Timur. Alat ini dirancang supaya proses menanam bisa dilakukan lebih cepat dan efisien”, tutur Septia, Rabu (2/7).
Melihat kondisi petani yang masih menggunakan cara tradisional yang memanfaatkan hewan ternak seperti sapi/lembu yang digunakan membajak sawah untuk melubangi tanah, proses yang dilakukan mengharuskan membungkukkan badan untuk memasukkan benih jagung setelah lahan di bajak. Melihat hal itu, Mahasiswa KKN 35 UTM berinisiatif membuat alat penanam jagung sederhana seperti pada gambar diatas untuk meringankan beban petani dalam menanam benih jagung.
Acara sosialisasi berlangsung pukul 08.00 WIB di Balai Desa Banuaju Timur yang dihadiri oleh Ibu Kepala Desa dan 17 orang anggota Kelompok Tani Desa Banuaju Timur. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa KKN memperkenalkan inovasi alat penanam jagung sederhana. Adapun hal-hal yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi ini antara lain:
- Pengenalan alat penanam jagung, termasuk jenis, fungsi, dan komponen utama.
- Demonstrasi cara penggunaan alat penanam jagung, mulai dari pengisian benih.
- Perawatan dan pemeliharaan alat agar alat tetap berfungsi optimal dalam jangka panjang.
- Diskusi dan tanya jawab antara narasumber dan peserta terkait kendala serta peluang penggunaan alat ini di lapangan.
Baca juga : Tingkatkan Aksesibilitas Desa: Mahasiswa KKN 10 UTM Tata Navigasi dan Identitas baru di Desa Planggiran
Selain itu, warga yang hadir juga diberikan penjelasan rinci mengenai alat dan bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan untuk membuat alat penanam jagung sederhana sangat mudah di dapat terutama di toko bangunan dan toko seperpart terdekat. Bahan yang harus disiapkan yaitu pipa pvc dengan diameter 32 mm, besi holo, pipa sambungan Tee (T), happer kerucut (corong), kabel kopling dalam, kabel ties, selotipe dan kawat.
Usai pemaparan singkat, kelompok tani yang hadir dalam sosialisasi diberi kesempatan untuk mencoba langsung alat penanam jagung tersebut. Salah satu warga yang merupakan kelompok tani juga mendapatkan pelatihan tentang penggunaan alat secara optimal, mulai dari cara meletakkan benih hingga proses penanamannya. Para petani terlihat bersemangat dan antusias saat mencoba alat ini, yang dianggap mampu mengurangi waktu dan tenaga dalam bekerja. Tentunya alat penanam jagung tersebut sangatlah bermanfaat bagi petani di banuaju timur ini karena dengan adanya alat tersebut pastinya petani di Banuaju Timur merasa sangat terbantu. Dikarenakan petani di sini yang awalannya menggunakan sapi sebagai media untuk membantu dalam penanaman jagung kini terbantu dengan adanya alat tersebut yang cara penggunaan yang simpel dan mudah di buat.
Keunggulan alat penanam jagung sederhana ini adalah ramah lingkungan serta mampu menghemat waktu dan tenaga. Petani di desa Banuaju Timur kurang lebih berumur 30-50 tahun, untuk petani yang masih muda tenaganya masih sangat besar sedangkan petani yang umurnya hampit 50 tahun tenaganya pastinya sudah berkurang dan kesulitan jika harus banyak gerak apalagi menunduk terlalu lama dan mengendalikan serta mengarahkan hewan ternak yang digunakan untuk mengeragal ladang atau sawahnya. Dengan adanya alat penanam jagung yang di desain secara sederhana dan bisa disesuaikan dengan tinggi badan penggunanya tentunya menjadi solusi terbaik untuk petani di desa Banuaju Timur. Alat yang dibuat dengan bahan yang murah dan mudah ditemukan serta bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang bisa menghemat biaya karena ada pengurangan biaya perawatan hewan ternak seperti sapi/lembu yang sebelumya digunakan untuk penanaman benih jagung di lahan mereka.
Selain kelompok tani desa Banuaju Timur, warga yang menghadiri acara juga sangat excited dengan adanya solusi baru Alat Penanam Jagung Sederhana yang sudah di sosialisasikan oleh Kelompok KKN 35 Universitas Trunojoyo Madura. ”Wahh areya alatdhe bhagus ban ghampang mon egunaaghi, gha-mogha kaadhe’na bisa e tero sareng wargha e desa Banuaju Timur” ujar salah satu anggota kelompok tani desa Banuaju Timur setelah mencoba alat tanam jagungnya. Harapannya untuk alat penanam jagung sederhana ini dapat di contoh, dibuat dan di aplikasikan kemudian digunakan seterusnya pada saat musim tanam jagung oleh para kelompok tani di desa Banuaju Timur.