POJOK SURAMADU

#Inspirasi For You

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

Wisata

Bisnis

Pendidikan

Keislaman

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

UTM Kukuhkan Umi Purwandari sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknologi Pangan

POJOKSURAMADU.COM, Bangkalan – Prof. Dr. Umi Purwandari, P. hD secara resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknologi Pangan pada Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Dosen Teknologi Industri Pertanian (TIP) ini menjadi guru besar ke-7 di satu-satunya perguruan tinggi negeri di Kabupaten Bangkalan itu dan sebagai guru besar ke-2 di Fakultas Pertanian UTM.

Dalam pidatonya berjudul “Pangan Tradisional: Ketahanan Pangan, Teknologi, dan Nasionalisme “, Umi Purwandari menyampaikan tentang manfaat makanan tradisional.

Dia meneliti mie dari gatotan dan mengubah jagung asli Madura menjadi Tortila Bread atau makanan khas Meksiko sejak sarjana strata 1. Harapannya, mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Makanan tradisional mempunyai potensi yang sangat besar untuk mensejahterakan kita,” terangnya, Rabu (26/8/2020).

Gordon Guru Besar dikalungkan oleh Rektor UTM Dr. Drs. Ec. H. Muh. Syarif, M.Si kepada Prof. Dr. Umi Purwandari, P. hD dalam acara pengukuhan Guru Besar di Gedung Pertemuan Universitas Trunojoyo Madura, (Foto:Pojoksuramadu.com)

Gatotan, menurut Umi Purwandari,merupakan makanan yang terbuat dari singkong kemudian diolah menjadi mie yang mempunyai anti oksidan tinggi. Khasiatnya, bisa mencegah kangker dan mengenyangkan lebih lama.

“Sumber daya jagung Madura begitu melimpah. Mengolah jagung menjadi Tortilla Bread supaya bisa meningkatkan nilai jual,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor UTM Dr. Drs. Ec. H. Muh. Syarif, M.Si berharap, pengukuhan guru besar di bidang teknologi pangan dapat memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional terutama pangan tradisional.

“Masyarakat kita ini kesehariannya mengkonsumsi makanan tradisional, dan di back-up oleh pemerintah, tidak hanya padi saja tapi juga di masalah konservasi lahan dan sebagainya,” paparnya.

Saat ini, kata Syarif, UTM terus mendorong setiap fakultas memiliki satu guru besar sehingga dalam waktu dekat rasio guru besar minimal 10 dari dosen tetap bisa tercapai. Idealnya, guru besar dari dosen tetap sebanyak 20 persen.

“Kalau bicara minimal saja harusnya di UTM ada 48 guru besar, karena jumlah dosen tetap 480,” ungkapnya. (Alief Reginald)

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postingan Populer