kerja Sama

Kirim Tulisan

Home

ic_fluent_news_28_regular Created with Sketch.

Berita

ic_fluent_phone_desktop_28_regular Created with Sketch.

Teknologi

Wisata

Pendidikan

Bisnis

Keislaman

ic_fluent_incognito_24_regular Created with Sketch.

Gaya Hidup

Sosial Media

Viral Ingin “Rampok Uang Negara”, Eks Anggota DPRD Gorontalo Kini Jualan Es Batu dan Jadi Sopir Truk

Gorontalo Wahyudin Muridu, mantan anggota DPRD Gorontalo yang sempat viral akibat pernyataannya yang kontroversial soal “merampok uang negara”, kini dikabarkan menjalani hidup dari nol sebagai penjual es batu dan sopir truk.

Nama Wahyudin mencuat ke publik setelah video dirinya tersebar luas di media sosial. Dalam video tersebut, ia terlihat bersama seorang wanita dan melontarkan pernyataan mengejutkan. “Kita hari ini menuju ke Makassar menggunakan uang negara. Kita rampok aja uang negara ini. Kita habiskan aja. Biarkan negara ini makin miskin dengan sombongnya,” ujar Wahyudin dalam video tersebut.

Video itu langsung menuai kecaman dari masyarakat luas karena dinilai melecehkan tanggung jawab dan etika sebagai wakil rakyat. Terlebih, wanita yang bersamanya dalam video itu ternyata bukan istrinya. Belakangan diketahui bahwa wanita tersebutlah yang memviralkan video itu, karena merasa dikhianati setelah Wahyudin tidak menepati janji untuk menikahinya.

Fakta bahwa Wahyudin telah memiliki istri sah makin memperkeruh situasi. Dalam klarifikasi publik yang dilakukan kemudian, Wahyudin tampil bersama istrinya dan menyampaikan permintaan maaf atas ucapannya dan perilakunya.

Namun, permintaan maaf tersebut tidak meredam kemarahan publik. Sidang etik DPRD Gorontalo akhirnya memutuskan untuk memberhentikan Wahyudin dari jabatannya sebagai anggota dewan. Setelah pemecatan tersebut, Wahyudin disebut-sebut mengalami kesulitan ekonomi dan kini menjalani kehidupan sederhana dengan berjualan es batu serta menjadi sopir truk demi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Wahyudin sendiri diketahui baru dilantik sebagai anggota DPRD pada tahun 2024, dalam usia yang masih muda, yakni 29 tahun. Kasus ini menjadi pengingat bahwa jabatan publik menuntut integritas dan tanggung jawab tinggi, serta bahwa ucapan dan tindakan memiliki konsekuensi serius di mata masyarakat.

Artikel Terkait :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Postigan Populer

spot_img