POJOKSURAMADU.COM, Bangkalan – Kecewa dengan pelayanan yang dinilai semrawut dan tidak kooperatif aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bangkalan, Madura, Jawa Timur tutup paksa kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat.
Bukan tanpa alasan penyegelan itu dilakukan, pasalnya diskusi dengan melakukan audiensi untuk menyampaikan aspirasi dan kekecewaannya tak diindahkan oleh ketua BPN meski sudah mengirim surat tembusan.
PJ Ketua Umum HMI Bangkalan, Mukaffi mengungkapkan bahwa pelayanan di BPN Bangkalan sangat bobrok, sebab ketika hendak mengurus surat tanah berkas yang disetorkan hanya ditumpuk tanpa penyelesaian.
“Bahkan ada yang sampai 2 hingga 3 tahun, kami mau melakukan audensi namun tidak diindahkan oleh kepalanya jadi terpaksa kami segel sampai kepala BPN bersedia menerima kami dan mendengarkan apa yang menjadi tuntutan kami,” ungkapnya, Senin (19/7/2021).
Selain itu, imbuh Mukaffi ketika mengurus pendaftaran tanah wakaf juga tak membutuhkan waktu yang sangat lama. Padahal berdasarkan peraturan kepala BPN No 1 tahun 2010 estimasi penyelesaian hanya 98 hari.
“Tanah milik HMI juga suratnya tak kunjung selesai berkas sudah masuk sejak 7 bulan yang lalu, namun nyatanya berkas itu hanya ditumpuk tak ada tanda-tanda mau selesai,” imbuhnya.
Dalam aksi penyegelan yang dilakukan aktivis HMI sempat terjadi keributan dengan pegawai BPN yang tak terima kantornya disegel, beruntung langsung ditengahi oleh anggota kepolisian Bangkalan yang melakukan mediasi meminta aktivis untuk tenang dan meminta waktu hingga kepala BPN keluar.
Akan tetapi waktu yang hingga siang kepala BPN tak kunjung ada tanda-tanda iktikat baik mau menemui aktivis HMI, sehingga terpaksa pegawai dipulangkan lebih awal dan penyegelan dilakukan di pintu dan gerbang kantor.
Kasubag TU BPN Bangkalan, Aan Setya Haribowo mengaku bahwa kepala BPN sedang WFH dan kebetulan sedang ada rapat.
“Kita sedang WFH 75 persen dan kebetulan juga lagi ada rapat entah di Surabaya atau via zoom dengan yang dipusat,” tandasnya. (Fathur)