Dempo Barat – Pamekasan merupakan satu dari sekian banyak wilayah agraris di Madura yang menyimpan potensi besar namun kerap terpinggirkan dalam peta industri nasional.
Di tengah dominasi pertanian jagung yang melimpah dengan nilai tambah dari komoditas ini belum banyak diolah secara strategis, Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 45 Universitas Trunojoyo Madura menginisiasi sebuah Minyak Jagung ZEAGONA sebagai simbol transformasi dari pertanian konvensional menjadi inovasi agroindustri yang berdaya saing tinggi, Senin (08/07/25).
Program ini merupakan intervensi intelektual dan sosial yang lahir dari kebutuhan riil masyarakat. ZEAGONA, yang merupakan akronim dari Zea Mays Organik Nusantara, tak hanya menghadirkan produk baru, tetapi juga membawa semangat baru dalam pengelolaan potensi desa, memperkuat fondasi UMKM, dan membuka jalan menuju glokalisasi produk lokal.
Pengembangan produk olahan jagung seperti ZEAGONA sejalan dengan tren peningkatan permintaan minyak nabati sehat dan gerakan kemandirian pangan desa.
Dengan pendekatan teknologi tepat guna, inovasi seperti ini menjadi kontribusi nyata dalam memperkuat ekonomi desa sekaligus mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.
“Kami sangat antusias. Selama ini kami hanya tahu jagung dimasak atau dijual mentah. Sekarang, kami bisa memproduksi minyak sendiri. Ini sangat membuka mata kami tentang potensi desa, Kami bangga kalian ada di desa kami”, Tutur ibu Nurul (Ketua PKK Desa Dempo Barat).
Dalam pelatihan yang intensif dan aplikatif, para ibu rumah tangga tidak hanya memperoleh keterampilan teknis, tetapi juga membangun kepercayaan diri bahwa mereka mampu menjadi pelaku utama ekonomi desa.
“Kita tidak boleh menjual jagung dalam kondisi mentah ke tengkulak, kita harus mengubahnya menjadi produk jadi. Bilamana ini sukses, saya yakin Dempo Barat akan menjadi panutan dari desa lainya” ujar Bambang Haryono (Ketua KKN)
Ibu-Ibu PKK teramat aktif dalam forum itu, mereka melontarkan beberapa pertanyaan yang menunjukkan ketertarikan dalam inovasi ZEAGONA. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB, Uji coba dilakukan dengan menggoreng kerupuk, telur, dan tepung jagung yang merupakan limbah dari pembuatan minyak goreng. Hasil menunjukkan bahwa ZEAGONA mengeluarkan aroma harum sehingga cocok untuk penganti minyak kelapa sawit.
Dukungan Struktural Dan Arah Kebijakan
Program ini tidak mungkin berjalan tanpa dukungan struktural dari pemerintah desa. Kepala Desa Dempo Barat, Bapak Joko Pranoto, melihat inisiatif ini sebagai momentum strategis untuk memulai industrialisasi berbasis komunitas.
“Kami tidak ingin ini hanya berhenti di masa KKN. Kami berkomitmen untuk mengawal ZEAGONA melalui pembentukan kelompok kerja, integrasi ke dalam BUMDes, dan penguatan kelembagaan ekonomi desa. Program ini sejalan dengan visi kami tentang kemandirian desa berbasis agroindustri,” ujar beliau dengan penuh keyakinan.
Komitmen tersebut direalisasikan dalam bentuk rencana pembentukan unit produksi berkelanjutan, pengajuan sertifikasi PIRT, eksplorasi pasar digital, serta promosi produk melalui jaringan pameran UMKM di tingkat kabupaten dan provinsi. Dengan dukungan regulatif, ZEAGONA diarahkan untuk menjadi produk legal, kuat dalam branding, dan kompetitif di pasar nasional.
Harapan, Dampak, Dan Penutup
ZEAGONA bukan hanya sekadar produk hasil ekstraksi jagung. Ia telah menjelma menjadi representasi dari perubahan paradigma masyarakat desa dari menjual bahan mentah menjadi menciptakan nilai tambah, dari bergantung pada tengkulak menjadi memiliki kendali atas hasil produksi. Produk ini adalah kristalisasi dari kerja sama intelektual, emosional, dan struktural antara mahasiswa, warga, dan pemerintah desa.
Harapan terbesar dari keberhasilan ini adalah keberlanjutan. Bahwa ZEAGONA akan terus tumbuh bukan karena program KKN, melainkan karena desa telah memiliki kapasitas dan komitmen untuk menjaganya. Mahasiswa KKN 45 Universitas Trunojoyo Madura siap menjadi pengawal awal, namun yang akan menahkodai masa depan ZEAGONA adalah warga Desa Dempo Barat sendiri.
“ZEAGONA bukan sekadar produk. Ia adalah harapan kami agar Dempo Barat bisa dikenal bukan hanya sebagai desa penghasil jagung, tetapi juga desa inovatif yang mampu mengolah dan memasarkan hasil buminya dengan cara yang cerdas dan bermartabat,” pungkas Ibu Nurul.
Dengan semangat kolektif, literasi teknologi, dan keberdayaan perempuan, Desa Dempo Barat sedang menulis kisahnya sendiri dalam peta pembangunan ekonomi Madura. Sebuah kisah di mana inovasi, kebanggaan lokal, dan tekad masyarakat menjadi fondasi utama.
ZEAGONA adalah awal dari masa depan yang lebih terang bagi Dempo Barat desa yang berani bermimpi dan bersiap menjadi contoh. Lebih dari itu, model seperti ZEAGONA sangat potensial direplikasi di desa-desa agraris lain di Madura dan Indonesia.
Dengan sentuhan inovasi, pendekatan partisipatif, dan sinergi antaraktor desa, transformasi komoditas lokal menjadi kekuatan ekonomi berbasis UMKM bukan lagi sekadar cita-cita, melainkan realitas yang bisa dibangun dari desa.
ga heran lagi kalo ada mas bambang, semangat mas hehe